Jakarta -
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) menyebut implementasi pendidikan inklusif di sekolah harus diwujudkan dengan konsisten.Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan dukungan masyarakat dan pemerintah dalam pemenuhan hak-hak para penyandang disabilitas sebagai bagian dari warga negara.
"Pemahaman masyarakat dan pemerintah terkait kesamaan hak para penyandang disabilitas dalam memperoleh layanan pendidikan harus terus ditingkatkan, agar dukungan untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif bagi setiap warga negara dapat diperluas," kata Rerie, dalam keterangan tertulis, Senin (30/12/2024).
Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (PMPK Kemendikdasmen) mengungkapkan hasil survei persepsi publik tentang pengetahuan masyarakat mengenai pendidikan inklusif masih di angka 52%. Berdasarkan data Dapodik per November 2024, jumlah siswa penyandang disabilitas di Indonesia yakni 341.414 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari jumlah tersebut, 162.038 orang menempuh pendidikan di sekolah luar biasa," kata Rerie.
Menurut Rerie, upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait inklusivitas, kesetaraan kesempatan, dan pemberdayaan penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi dalam masyarakat, harus menjadi perhatian serius semua pihak. Pemahaman tentang hak-hak disabilitas dalam memperoleh pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi aktif di tengah masyarakat, tegas Rerie, harus menjadi pengetahuan bersama dan dipahami masyarakat luas.
"Upaya untuk memperluas pemahaman tersebut harus dilakukan secara nyata dan konsisten," kata Rerie.
Rerie berpendapat tanpa dukungan yang luas dari masyarakat, upaya mewujudkan pendidikan yang inklusif sulit dilakukan. Ia pun sangat berharap para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dapat konsisten melakukan berbagai upaya agar pemenuhan hak-hak setiap warga negara dapat segera direalisasikan.
(anl/ega)
