Musim Hujan 2025 Sampai Kapan? Simak Analisis-Prediksi BMKG

1 day ago 4

Jakarta -

Musim hujan 2025 tengah berlangsung di wilayah Indonesia. Sehubungan dengan ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut merilis informasi data pemutakhiran prediksi musim hujan periode tahun 2025 di Indonesia.

Lantas, sampai kapan musim hujan di tahun 2025 ini akan berlangsung?

Prediksi Durasi Musim Hujan 2025

Dalam dokumen resmi BMKG berjudul "Pemutakhiran Musim Hujan 2024/2025", disebutkan bahwa musim hujan tahun ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Maret 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia. Beberapa daerah dengan pola hujan monsunal mungkin masih mengalami hujan hingga April atau awal Mei 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara umum, puncak musim hujan tahun ini diprediksi akan terjadi pada Januari hingga Februari 2025. "Puncak musim hujan secara umum diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2025," ujar BMKG dalam laporannya.

Curah Hujan 2025 Kategori Normal

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan lautan oleh BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan tahunan dalam kategori normal, yaitu antara 1.000 hingga 5.000 mm per tahun.

Sekitar 67% wilayah diperkirakan menerima curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun (kategori tinggi), termasuk sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Riau bagian barat, Kalimantan, Sulawesi tengah dan selatan, hingga Papua. Sementara itu, 15% wilayah diperkirakan mengalami curah hujan di atas normal, seperti di Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua bagian tengah. Di sisi lain, 1% wilayah, termasuk Sumatera Selatan bagian barat dan Maluku Utara, diprediksi mengalami curah hujan di bawah normal.

Potensi Penambahan Curah Hujan

BMKG juga mengingatkan masyarakat mengenai potensi peningkatan curah hujan sebesar 20-40 persen akibat fenomena La Nina Lemah. Fenomena ini diperkirakan berlangsung hingga Maret atau April 2025.

La Nina sendiri adalah fenomena iklim global yang terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudra Pasifik mendingin lebih dari biasanya. "Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Potensi Bencana Hidrometeorologi

Dwikorita juga menegaskan bahwa La Nina dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Salah satu potensi bencana spesifik adalah banjir lahar hujan, yang terjadi ketika air hujan bercampur material vulkanik dari gunung berapi.

Oleh karena itu, kesiapsiagaan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi akibat fenomena ini.

(wia/jbr)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |