Jakarta -
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan wacana sekolah dan madrasah akan libur selama sebulan saat Ramadan masih dibahas. Warga pun ada yang tidak setuju dengan adanya wacana tersebut.
Salah satunya adalah Mumun (42) yang tidak setuju karena takut anaknya tidak ada kegiatan nantinya. Ditakutkan nantinya sang anak hanya akan tidur di rumah.
"Nggak (setuju) sih. Ya kalau di rumah mah tidur, gitu anaknya nggak ada kegiatan ya kan, malah enakan pulang sekolah, kalau pulang sekolah tidur gitu kan, gitu sebenernya si," kata Mumun ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mumun menyebut, jika libur 1 bulan, anaknya malah tidak belajar. Namun, malah nantinya hanya akan bermain handphone.
"Iya, kasian juga anaknya nggak belajar malah, main HP terus. Kalau sekolah kan ada kegiatan," sebutnya.
Mumun mengatakan memiliki anak yang telah duduk di bangku SMP. Dirinya pun berharap libur anak sekolah saat Ramadan seperti biasa saja tak perlu 1 bulan.
"(Anak) ada SMP, SMP kelas 1. (Biasanya libu Seminggu, terus setelah lebaran seminggu lagi kalo nggak salah," katanya.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar sebelumnya bicara soal wacana sekolah libur sebulan selama Ramadan. Nasaruddin mengatakan pondok pesantren sudah menerapkan libur selama Ramadan, tapi untuk sekolah-sekolah negeri maupun swasta masih menunggu pengumuman.
"Ya, sebetulnya sudah warga Kementerian Agama, khususnya di pondok pesantren, itu libur. Tetapi sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian," kata Nasaruddin kepada wartawan, di Monas, Senin (30/12) malam.
Dia menerangkan yang terpenting selama Ramadan adalah kualitas ibadahnya, bukan soal sekolah diliburkan atau tidak. Dia menekankan lagi, wacana libur sebulan di sekolah masih menunggu perkembangan.
(ial/dwr)