Jakarta -
Kolong flyover Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Jawa Barat nampak ramai pada Minggu sore. Belasan bocah berkumpul dengan khusyuk mendengarkan penjelasan fotografi sambil memandang hasil foto yang sedang dipajang dalam pameran. Mereka adalah anak-anak komunitas Lensa Anak Terminal yang sudah memotret kehidupan pinggiran Kota Depok dari beberapa minggu sebelumnya.
Komunitas Lensa Anak Terminal itu beranggotakan anak-anak yang tumbuh di sekitar Terminal Depok Baru dan Pasar Kemiri Depok. Pendiri Lensa Anak Terminal, Setyo Manggala Utama, menyebut dirinya saat ini mengampu lebih dari 35 anak-anak yang masuk ke dalam kelompok 'tidak diuntungkan'.
"Untuk anak-anak sendiri, mungkin mereka masuk ke dalam kelompok yang tidak diuntungkan, ya. Mungkin bisa dikatakan, mereka dari latar belakang dengan masyarakat berpenghasilan rendah," ungkap Setyo di program Sosok detikcom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepeduliannya terhadap anak-anak Terminal Depok dimulai sejak ia aktif di organisasi mahasiswa, dan mengantarkan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia itu pada pertemuan dengan anak-anak penjual tisu di Terminal Depok. Terbiasa mendengar keluh kesah mereka, Setyo pun menyadari betapa mereka tidak diuntungkan dengan sistem yang ada saat ini.
Setyo menyimpulkan, akar dari permasalahan ini adalah tentang pendidikan yang tidak merata. Ia yakin jika anak-anak diberikan akses yang sama mulai dari pendidikan hingga keterampilan, maka mereka pasti mampu berkembang seperti apapun keterbatasannya.
"Fokus kami itu sebenarnya adalah untuk mengkampanyekan pendidikan terhadap anak, dengan memberikan pemahaman bahwa pendidikan itu bukan hanya membaca, menulis, dan berhitung, bukan hanya bersekolah. Banyak kegiatan-kegiatan lain, keahlian-keahlian lain yang perlu dipelajari. Salah satunya adalah berkesenian", ucap Setyo.
Setyo memulai Komunitas Lensa Anak Terminal dengan berbagai kegiatan seperti fotografi, bercerita tentang hasil karya foto, serta melukis. Usahanya membuahkan hasil, foto salah satu anak komunitas Lensa Anak Terminal masuk dalam pameran Jakarta International Photo Festival 2022.
Tentu tak mudah bagi Setyo mengawali Komunitas Lensa Anak Terminal. Persoalan yang kerap dihadapinya adalah tentang perizinan, baik dari orang tua anak-anak maupun lingkungan sekitar. Bahkan demi anak-anak itu, ia rela merogoh kocek pribadi untuk hampir seluruh kegiatan Lensa Anak Terminal. Meski berat, Setyo mengaku tak pernah takut kekurangan finansial. Sebab, ia memiliki prinsip mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan masyarakat luas.
Setyo yakin apa yang dia lakukan saat ini akan memberikan manfaat untuk anak-anak Lensa Anak Terminal. Lewat fotografi, ia ingin mengubah cara berpikir anak-anak didiknya demi masa depan mereka yang lebih baik.
"Percuma ketika kita memiliki kamera, ketika kita tidak memiliki kepekaan diri, dan tidak bisa menyadari apa yang ada di sekitar kita. Dengan memotret, kemudian mereka menyadari, menyadari terkait dengan apa yang ada di sekitar mereka, dan kemudian kita bisa menanamkan nilai-nilai yang kemudian diharapkan bisa membuat perubahan perilaku yang lebih baik bagi mereka di masa mendatang," ucap Setyo.
(yuss/ppy)