Jakarta -
Mahasiswa menyatakan menolak rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen. Mahasiswa khawatir kenaikan PPN akan berdampak pada harga bahan pokok hingga makanan.
M Dibras, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengatakan masyarakat akan kesusahan karena kenaikan PPN menjadi 12 persen turut memicu kenaikan harga makanan. Dia mengambil contoh harga makanan di kantin yang juga akan ikut mengalami kenaikan.
"Jadi mungkin harga-harga makanan yang dijual di kantin juga kalau jadi mahal mungkin gue nggak bisa dapet warteg Rp 10 ribu lagi sih. Itu cukup kena sih," kata Dibras saat ditemui di lokasi demonstrasi bersama BEM SI di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswa menyatakan menolak rencana kenaikan PPN menjadi 12 persen. (MI Fawdi/detikcom)
Dia juga menduga harga bahan bakar minyak (BBM) akan ikut melonjak. Dia mengatakan pengeluaran mahasiswa yang punya mobilitas dalam berkegiatan akan turut terdampak jika nanti harga BBM ikutan naik bersama kenaikan PPN.
"Gue lebih ke bensin sih (yang paling terbebani). Pasti kan kena juga tuh. Dan gue juga nggak tau sih apakah nanti bensin ini dirasa juga barang mewah atau seperti apa. Cuma kalau itu (bensin) naik, gue merasa terbebani sih," katanya.
Mahasiswa lainnya dari STIE Dewantara, M Raihan, menyampaikan keresahan lain. Presiden Mahasiswa STIE Dewantara ini menyoroti soal kenaikan harga berbagai produk ketika PPN 12% sudah diterapkan.
Raihan mengatakan saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai akrab dengan sistem pembayaran nontunai QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Dia khawatir sistem pembayaran menggunakan QRIS akan berimbas pada kenaikan harga berbagai produk.
Presiden Mahasiswa STIE Dewantara, M Raihan (Joakhim Tharob/detikcom)
"QRIS juga kemungkinan akan dikenakan pajak PPN 12 persen. Dan kabarnya, untuk yang menanggung pajak QRIS itu kan dari penjualnya ya. Nah, jika ada kenaikan di PPN tersebut, kemungkinan penjual juga akan menaikkan harga (produk) yang dijualnya. Nah, otomatis pembeli juga yang terkena efek dampak domino dari kenaikan PPN tersebut. Itu sangat disayangkan," ujar Raihan.
Dia mengatakan anak muda saat ini juga intens menggunakan pembayaran menggunakan QRIS sehingga juga akan kena dampak kenaikan PPN 12 persen.
"Anak muda kita sekarang suka berbelanja menggunakan QRIS, jarang ada yang memegang uang cash untuk seperti kayak ayam geprek, (mi) Gacoan itu semua biasanya anak muda menggunakan QRIS. Itu yang mungkin sangat disayangkan," ujarnya.
Mahasiswa khawatir kenaikan PPN akan berdampak pada harga bahan pokok hingga kebutuhan masyarakat lainnya. (MI Fawdi/detikcom)
(jbr/dhn)