Pengejaran terhadap gembong narkoba Fredy Pratama menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) Polri di tahun 2024. Fredy Pratama yang disebut-sebut sebagai gembong narkoba terbesar di Indonesia ini melarikan diri sejak 2014 silam.
Perburuan terhadap Fredy Pratama menjadi salah satu atensi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Kamis, 5 Desember 2024 lalu, Jenderal Sigit memerintahkan jajarannya untuk menangkap Fredy Pratama cepat atau lambat.
"Saya juga sudah perintahkan untuk cepat atau lambat Fredy Pratama harus bisa diamankan," ucap Jenderal Sigit saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sigit menyebut juga telah menginstruksikan Bareskrim Polri dan Divisi Hubungan Internasional Polri untuk terus bersinergi negara otoritas Kepolisian Thailand guna melacak keberadaan Fredy. Berdasarkan pemberitaan terakhir, Fredy Pratama disebut berada di Thailand.
Kendati begitu, eks Kabareskrim Polri itu menyebut pihaknya tak berhenti membongkar jaringan-jaringan Fredy di Tanah Air. Sejumlah jaringan Fredy Pratama telah berhasil dibongkar Polri.
"Jaringannya terus kita ungkap," ucap Sigit.
Segala upaya dilakukan untuk menangkap gembong narkoba yang mengendalikan kartel narkoba di 14 provinsi ini. Polri bahkan menawarkan barter buronan 'Escobar' asal Kalimantan ini setelah menangkap buron kakap Thailand, Chaowalit Thongduang di Bali pada awal Juni 2024.
Foto: Fredy Pratama (dok. istimewa)
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan sudah ada kesepakatan antara Polri dengan Kepolisian Thailand (Royal Thai Police) terkait perburuan Fredy Pratama di Negeri Gajah Putih.
"Bukan. Kita kan join nih. Kita juga minta demikian dong. Dia kan gembong besar, ya saling tuker aja, barter. Itu yang kita inginkan," kata Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, dikutip pada Selasa (4/6/2024).
Di sisi lain, Divisi Hubinter Polri juga terus berkoordinasi dengan otoritas Thailand untuk menangkap Fredy Pratama. Terbaru, Brigjen Mukti mengatakan bahwa Fredy Pratama masih berada di Thailand.
Hal itu disampaikan Mukti usai melakukan penangkapan terhadap Roman Nazarenco, warga negara Ukraina pengendali laboratoriun narkoba di Bali. Roman telah menjadi buron sejak Mei 2024 lalu dan berhasil ditangkap di Thailand pada Jumat (20/12).
"Kalau Freddy pasti akan kita tangkap," kata Mukti dalam jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Minggu (22/12/2024).
Selanjutnya: sosok hingga sepak terjang Fredy Pratama
Sosok Fredy Pratama
Fredy Pratama (Foto: dok. istimewa)
Lantas siapa Fredy Pratama? Direktur Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengungkap Fredy Pratama ini mengendalikan jaringannya dari Thailand.
Fredy Pratama memiliki banyak kaki tangan dan jaringan yang beroperasi di 14 provinsi, meliputi wilayah Sumatera Utara, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Untuk mengelabui aparat, Fredy Pratama memiliki banyak nama alias. Mulai dari Miming, The Secret, Cassanova, Air Bag dan Mojopahit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fredy Pratama menjadi target operasi Polri yang diburu sejak 2014 silam. Fredy Pratama diduga melakukan operasi plastik untuk mengubah jati dirinya supaya tak ditangkap polisi.
"Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah, muka ya. Ya mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mengubah identitas diri," kata Brigjen Mukti, Selasa (12/9/2023).
Fredy Pratama merupakan seorang warga negara Indonesia (WNI). Ia berasal dari Kalimantan Selatan.
Fredy Pratama diketahui telah melarikan diri sejak 2014. Fredy terakhir melintas di Indonesia pada November 2014.
Sejak 2014 tersebut, Fredy Prtama tidak terdata masuk ke Indonesia. Namun, polisi mendapatkan informasi Fredy Pratama termonitor ke beberapa negara.
"Perjalanan dia bolak-balik hanya termonitor di Thailand, Malaysia, Singapura, Myanmar dan Laos," kata Mukti.
Polri telah berkoordinasi dengan Interpol untuk memburu Fredy Pratama. Gembong narkoba kelas kakap ini masuk dalam daftar red notice sejak 2013.
Aset-aset Fredy Pratama
Bareskrim Polri membeberkan narkoba produksi jaringan Fredy Pratama di Sunter, Jakarta Utara (Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Bareskrim Polri terus melacak aset milik gembong narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama. Terbaru, Polri menyebut aset Fredy Pratama yang telah disita sejauh ini mencapai Rp 432,20 miliar.
"Total penyitaan aset dari jaringan Fredy Pratama senilai Rp 432,20 M," kata Kasatgas Penanggulangan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN) Irjen Asep Edi Suheri dalam konferensi pers, Senin (6/5/2024).
Selain sejumlah aset yang disita, Asep menyebut, dari jaringan Fredy Pratama, polisi telah menetapkan 60 orang sebagai tersangka sejauh ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total tersangka yang diamankan oleh satgas P3GN sebanyak 60 orang, di mana di antaranya 4 orang tersangka pada kasus laboratorium gelap di Sunter. Tahap 2 sebanyak 45 tersangka, P-19 sebanyak 1 tersangka atas nama Bayu Firmandi, proses penyidikan sebanyak 14 orang," ungkap Asep.
Aset-aset itu antara lain berupa apartemen, tanah dan bangunan, uang tunai, uang di rekening bank, serta sejumlah kendaraan bermotor yang disita dari beberapa lokasi.
Fredy Pratama tak hanya memiliki aset di dalam negeri. Dia juga diyakini memiliki aset lain yang disembunyikan oleh jaringan Fredy Pratama di Thailand.
Jaringan Fredy Dirontokkan
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengungkapkan Fredy Pratama mengoperasikan jaringannya di 14 provinsi, antara lain sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Perputaran uang jaringan Fredy mencapai triliunan rupiah.
"Jaringan FP ini (perputaran uangnya) sekitar Rp 56 triliun," kata Wahyu saat itu.
Puluhan orang yang merupakan kaki tangan dan jaringan Fredy 'The Cassanova' Pratama ini telah ditangkap Polri. Beberapa yang terlibat, antara lain selebgram Adelia asal Lampung. Selebgram yang memiliki nama lengkap Adelia Putri Salma bersama suaminya, David ini berperan sebagai pengedar sabu dan ekstasi di wilayah barat dan timur Indonesia.
Kemudian, Muhammad Rivaldo Miliandri G Silondae alias Kif yang berperan sebagai operator pengendali peredaran narkoba ke wilayah barat Indonesia. Cakupan peredaran narkobanya adalah Pulau Sumatera dan Jawa. Ada juga inisial WJ yang berperan sebagai operator pengendali peredaran narkoba ke wilayah timur Indonesia. Cakupan peredaran narkobanya adalah Pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Jaringan Fredy Pratama ini juga melibatkan seorang polisi bernama Andri Gustami. Mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan yang telah dipecat ini membantu melancarkan pengiriman narkoba yang melewati Pelabuhan Bakauheni. Andri berhubungan langsung dengan Muhammad Rivaldo Miliandri G Silondae alias Kif yang merupakan tangan kanan Fredy Pratama.
Jaringan Fredy Pratama di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) juga dirontokkan. Total ada 5 tersangka ditangkap dengan barang bukti 70,76 Kg sabu pada Oktober 2024.
Simak Video: Bareskrim Sebut Fredy Pratama Masih Aktif Kirim Narkoba ke Indonesia
(mei/dhn)