Jakarta -
Menteri Hak Asasi Manusia (MenHAM) Natalius Pigai mengatakan pihaknya akan memberikan pelatihan hingga pendidikan kepada 44 ribu warga binaan yang akan diberi amnesti. Nilai-nilai HAM hingga demokrasi akan diberikan pada pelatihan tersebut.
"Sebelum mereka diberikan amnesti atau dalam proses amnesti, kami akan melakukan pendidikan hak asasi manusia. Membangun kesadaran HAM untuk mengubah mindset dan perilaku mereka menjadi manusia yang memiliki nilai-nilai HAM, demokrasi, perdamaian, dan keadilan," kata Pigai, di Graha Pengayom KemenHAM, Kuningan, Jakarta, Selasa (31/12/2024).
"Pelatihan mereka terkait dengan nilai-nilai Hak Asasi Manusia, demokrasi, keadilan, perdamaian, supaya yang paling penting kan perubahan mindset. Mindset kriminal, (diubah menjadi) mindset human," kata Pigai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pigai mengatakan sebelum amnesti diberikan, pihaknya akan mendatangi sejumlah lembaga pemasyarakatan (lapas). Nantinya akan didata napi-napi yang akan diberikan pelatihan.
"Sebelum mereka diamnesti, kita akan mendatangi lembaga pemasyarakatan, inventarisir. Sudah mulai inventarisir dan nanti kita akan melakukan pendidikan," sebutnya.
Sebelumnya, pemerintah melakukan pembahasan pemberian amnesti terhadap warga binaan atau narapidana. Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menyebutkan ada kemungkinan 44 ribu warga binaan yang diberi amnesti.
"Saat ini yang kita data dari Kementerian Imipas yang memungkinkan untuk diusulkan amnesti kurang lebih sekitar 44 ribu sekian orang ya. Saya belum tahu persis jumlahnya berapa. Namun demikian ini kan baru paparan," kata Supratman kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/12).
Angka tersebut baru sebatas usulan. Supratman mengatakan Presiden Prabowo Subianto setuju dengan pemberian amnesti dan akan dilanjutkan dengan pembahasan bersama DPR.
Supratman mengatakan pemberian amnesti ke 44 ribu napi itu, kalau disetujui, dapat mengurangi kelebihan penghuni lapas. Dia mengatakan overload lapas dapat dikurangi 30%.
"Kalau dengan jumlah yang diperkirakan seperti itu, baru mengurangi kurang lebih sekitar 30%," ujarnya.
(ial/yld)