Jakarta -
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan pentingnya kebudayaan sebagai fondasi peradaban Indonesia. Ia pun mengapresiasi kontribusi para tokoh seni dan budaya, seperti Pande Wayan Suteja Neka, Nyoman Gunarse, Rudane, serta seniman lain yang telah melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia.
Adapun apresiasi tersebut menjadi bentuk nyata dari amanat Pasal 32 UUD 1945, yang menggarisbawahi peran negara dalam memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.
Ia juga menyoroti Bali sebagai pusat gravitasi budaya Indonesia yang telah dikenal luas oleh dunia internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sering kali orang lebih mengenal Bali daripada Indonesia. Ini menunjukkan betapa besar peran Bali dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Kamis (9/1/2024).
Hal ini disampaikannya di sela dalam kunjungannya ke Museum Neka Art di Bali pada Minggu (5/1/2025).
Pada kesempatan tersebut, Fadli juga menyoroti istilah mega-diversity, yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia.
Ia mengungkapkan keberagaman budaya Indonesia dari Sabang hingga Merauke, memberikan potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat kebudayaan dunia.
"Kita tidak hanya bisa menjadi adidaya di bidang ekonomi atau politik, tetapi juga superpower di bidang kebudayaan," tambahnya.
Tak hanya itu, Fadli menyinggung posisi Indonesia sebagai salah satu peradaban tertua di dunia. Ia menyebut temuan Homo erectus di tanah Jawa, yang mencakup sekitar 50-60% dari temuan serupa di seluruh dunia, sebagai bukti Indonesia adalah salah satu pusat peradaban awal manusia.
"Ini menunjukkan bahwa peradaban Indonesia memiliki akar yang sangat tua, bahkan hingga 1,8 juta tahun yang lalu," ungkapnya.
Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Kebudayaan kini berdiri sendiri, terpisah dari kementerian lainnya. Menurut Fadli, hal ini menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam memajukan kebudayaan.
Dengan tiga direktorat jenderal, yaitu Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Diplomasi Kebudayaan, serta Pembangunan dan Pembinaan Kebudayaan, Kemenbud mengemban tugas tidak hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga mengembangkannya agar dapat bermanfaat secara global.
Fadli pun menekankan diplomasi budaya menjadi kunci penting untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.
Menurut Fadli, Bali menjadi contoh nyata bagaimana seni dan budaya lokal dapat berkontribusi pada diplomasi global. Dengan keindahan dan keanekaragamannya, Bali juga menjadi contoh bagaimana budaya dapat menjadi jembatan antara lokalitas dan globalitas.
Tak lupa, ia juga mengingatkan peran besar seniman asing seperti Rudolf Bonnet, Walter Spies dan Arie Smit, yang pernah berkarya di Bali, dalam memperkenalkan Bali kepada dunia.
Di akhir pidatonya, Fadli pun menggarisbawahi pentingnya keharmonisan antara budaya, lingkungan, dan kehidupan modern.
"Kebudayaan harus menjadi dasar dalam membangun kehidupan yang berkelanjutan. Di tengah tantangan globalisasi, kita harus mampu menunjukkan kontribusi kita bagi peradaban dunia melalui kekayaan budaya yang kita miliki," pungkasnya.
(ega/ega)