Massa Demo Tolak PPN 12% Bubar, Lalin Jalan Medan Merdeka Barat Dibuka Lagi

20 hours ago 4

Jakarta -

Massa aksi demo tolak kenaikan PPN 12 persen telah membubarkan diri dari kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Jalan Medan Merdeka Barat arah Istana kini kembali dibuka.

Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (27/12/2024), polisi memukul mundur massa aksi ke arah Jalan Medan Merdeka Selatan. Terlihat mobil water cannon menyemprotkan air ke arah massa.

Massa dari BEM SI kemudian mundur dan membubarkan diri ke arah IRTI Monas. Pihak kepolisian berjaga di sekitar kawasan Patung Kuda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pukul 19.32 WIB terlihat Jalan Medan Merdeka Barat arah Istana yang sebelumnya ditutup kini telah dibuka. Terlihat barrier beton mulai dipinggirkan ke sisi kanan dan kiri jalan.

Sejumlah petugas kebersihan terlihat membersihkan sampah sisa aksi demonstrasi. Terpantau air menggenang di Jalan Medan Merdeka Barat sisa air yang disemprotkan kepada para demonstran.

Lalin di Jalan Medan Merdeka Barat kembali dibuka malam ini usai massa demo tolak PPN 12% bubar (Fawdi/detikcom)Lalin di Jalan Medan Merdeka Barat kembali dibuka malam ini usai massa demo tolak PPN 12% bubar (Fawdi/detikcom)

Arus lalu lintas terlihat ramai lancer usai Jalan Medan Merdeka Barat kembali dibuka. Kendaraan dari arah Jalan MH Thamrin tampak ramai lancar bisa melintasi Jalan Medan Merdeka Barat.

Demo tolak PPN 12 persen di Patung Kuda, Jakarta Pusat, berlangsung mulai siang tadi. Mahasiswa khawatir kenaikan PPN akan berdampak pada harga bahan pokok hingga makanan.

M Dibras, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengatakan masyarakat akan kesusahan karena kenaikan PPN menjadi 12 persen turut memicu kenaikan harga makanan. Dia mengambil contoh harga makanan di kantin yang juga akan ikut mengalami kenaikan.

"Jadi mungkin harga-harga makanan yang dijual di kantin juga kalau jadi mahal mungkin gue nggak bisa dapet warteg Rp 10 ribu lagi sih. Itu cukup kena sih," kata Dibras saat ditemui di lokasi demonstrasi bersama BEM SI di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Dia juga menduga harga bahan bakar minyak (BBM) akan ikut melonjak. Dia mengatakan pengeluaran mahasiswa yang punya mobilitas dalam berkegiatan akan turut terdampak jika nanti harga BBM ikutan naik bersama kenaikan PPN.

"Gue lebih ke bensin sih (yang paling terbebani). Pasti kan kena juga tuh. Dan gue juga nggak tahu sih apakah nanti bensin ini dirasa juga barang mewah atau seperti apa. Cuma kalau itu (bensin) naik, gue merasa terbebani sih," katanya.

Mahasiswa lainnya dari STIE Dewantara, M Raihan, menyampaikan keresahan lain. Presiden Mahasiswa STIE Dewantara ini menyoroti soal kenaikan harga berbagai produk ketika PPN 12 persen sudah diterapkan.

Raihan mengatakan saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai akrab dengan sistem pembayaran nontunai QRIS (quick response code Indonesian standard). Dia khawatir sistem pembayaran menggunakan QRIS akan berimbas pada kenaikan harga berbagai produk.

"QRIS juga kemungkinan akan dikenai pajak PPN 12 persen. Dan kabarnya, untuk yang menanggung pajak QRIS itu kan dari penjualnya ya. Nah, jika ada kenaikan di PPN tersebut, kemungkinan penjual juga akan menaikkan harga (produk) yang dijualnya. Nah, otomatis pembeli juga yang terkena efek dampak domino dari kenaikan PPN tersebut. Itu sangat disayangkan," ujar Raihan.

Dia mengatakan anak muda saat ini juga intens menggunakan pembayaran menggunakan QRIS sehingga juga akan kena dampak kenaikan PPN 12 persen.

"Anak muda kita sekarang suka berbelanja menggunakan QRIS, jarang ada yang memegang uang cash untuk seperti kayak ayam geprek, (mi) Gacoan, itu semua biasanya anak muda menggunakan QRIS. Itu yang mungkin sangat disayangkan," ujarnya.

(ygs/ygs)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |