Kasus DBD di Depok Capai 4.825 Sepanjang 2024, 10 Pasien Meninggal

23 hours ago 4

Depok -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mencatat sebanyak 4.725 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Depok selama 2024. Total ada 10 kasus DBD yang berakhir dengan kematian.

"Kasus DBD Kota Depok tahun 2024, Januari 202 kasus, Februari 328 kasus, Maret 730 kasus, April 628 kasus, Mei 802 kasus, Juni 641 kasus, Juli 536 kasus, Agustus 410 kasus, September 196 kasus, Oktober 187 kasus, November 165 kasus. Angka kematian DBD 2024 10 kasus," kata Kadinkes Kota Depok Mary Liziawati saat dihubungi wartawan, Jumat (27/12/2024).

Mary mengatakan Dinkes Depok telah melakukan sejumlah antisipasi terkait tren tinggi kasus DBD. Surat edaran kepada lurah hingga camat telah dikeluarkan untuk mencegah bertambahnya kasus DBD di Depok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya sebenarnya antisipasinya kita sudah mengeluarkan surat edaran, himbauan kepada rangka daerah, camat, lurah, dan masyarakat pada umumnya melalui surat edaran wali kota untuk waspada terhadap kasus DBD ya selama musim penghujan," jelasnya.

Dia mengatakan cara mengantisipasi DBD bisa dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Warga bisa melakukan kegiatan 3M atau menguras, menutup, me-recycle.

"Dengan cara apa? Dengan cara melakukan PSN, pemberantasan sarang nyamuk. Karena PSN ini cara yang paling efektif untuk mencegah penularan demam berdarah. Jadi kalau kita lakukan PSN secara rutin seminggu sekali dengan 3M+, itu kan akan bisa menghilangkan faktornya. Nyamuknya jadi nggak ada lagi karena nyamuk dewasa kan nanti juga akan mati," tuturnya.

"Jadi harapannya tadi dengan PSN+, maka faktor yang menjadi perantara penularan nyamuk, penularan penyakit demam berdarah ini tidak ada lagi. Ya aedes aegyptinya nggak ada lagi, ya tidak akan jadi penularan DBD," ucapnya.

Menurut Mary, Dinkes Depok juga menyiapkan sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit DBD. Pasien dengan keluhan mengalami demam tiga hari akan lebih diwaspadai tenaga kesehatan.

"Kita juga menyiapkan kesiapsiagaan untuk para fasilitas pelayanan kesehatan, supaya juga melakukan deteksi dini. Jangan sampai nanti dengan pasien keluhan demam tiga hari, ya kita sudah mulai waspada apakah kemungkinan ke arah demam berdarah, gitu kan. Karena sedang ada peningkatan kasus, ya," ucapnya.

"Sehingga deteksi demam berdarah itu sendiri bisa dilakukan secara dini. Jangan sampai nanti ada kasus demam berdarah baru deteksi ketika sudah dalam tahap atau stadium yang parah. Itu yang kita lakukan," tutupnya.

(ygs/ygs)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |