Jakarta -
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan persentase kecelakaan lalu lintas pada masa arus mudik Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru) menurun. Persentase itu berdasarkan catatan yang telah dihimpun pihaknya jika dibanding pada tahun sebelumnya.
"Kita juga melihat laporan bahwa terkait jumlah laka lantas juga mengalami penurunan yang cukup signifikan," kata Jenderal Sigit seusai rapat koordinasi perihal mudik Natal 2024 dan tahun baru 2025 di Pos Terpadu Operasi Lilin Lodaya 2024 Rest Area Km 57 Tol Jakarta-Cikampek, Jumat (27/12/2024).
Karena itu, dia meminta jajaran mempertahankan tren penurunan yang ada, termasuk pada arus balik nantinya. Polri memperkirakan puncak arus balik Nataru terjadi pada 29 Desember 2024 dan 1 Januari 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya ini kita minta untuk seluruh rekan-rekan yang terlibat untuk terus dipertahankan sampai dengan kembalinya pada saat arus balik nanti," imbau Sigit.
Jenderal Sigit mengatakan lalu lintas arus mudik Nataru berlangsung normal, tidak ada kemacetan signifikan di seluruh ruas jalan.
"Hasil laporan khususnya di wilayah pantauan jalur Tol Jawa Barat, khususnya di Kilometer 57 sempat terjadi kenaikan di puncak arus mudik pertama di tanggal 21," ucap Sigit.
"Namun setelah itu rata-rata berjalan normal dan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan tahun kemarin," lanjut dia.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta anggota TNI-Polri meningkatkan patroli selama masa libur Natal dan tahun baru 2025. (dok. Istimewa)
Kendati begitu, dia menuturkan pihaknya sempat melakukan rekayasa lalu lintas satu arah (one way) dan lawan arah (contraflow). Namun Jenderal Sigit menyebutkan puncak arus mudik masih akan terjadi satu kali lagi.
"Karena memang kita masih mengalami potensi puncak arus mudik dan juga puncak arus balik," imbuh Sigit.
Di sisi lain, Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso merinci hingga kini tercatat ada 1.066 kejadian kecelakaan lalu lintas selama arus mudik Nataru. Jumlah itu, menurut dia, turun sebesar 11 persen dibanding pada 2023.
"Sampai sekarang terdata di kami ada 1.066 kejadian, sehingga turun hampir 11 persen dibanding tahun lalu," ujat Slamet.
"Namun untuk yang korban meninggal dunia itu ada naik 149, naik 2 persen dibanding yang tahun lalu, luka berat, luka ringan turun 1.420 orang," tambah dia.
Sebagian besar kecelakaan, lanjut Slamet, terjadi karena faktor kelelahan. Karena itu, Polri menyiagakan tim urai dan traffic accident analysis untuk bergerak cepat dalam menyelamatkan para korban kecelakaan.
"Faktor kelelahan kemudian dia tidak bisa menjaga jarak antara kendaraan yang satu dengan kendaraan yang lain," jelas Slamet.
"Jenis kendaraan yang terlibat banyak kecelakaan selama ini adalah pengguna sepeda motor, angkutan berat, dan angkutan penumpang," pungkasnya.
(ond/dek)