Polisi Tepis Pihak Ria Beauty soal Sertifikat: Tidak Mumpuni, Dia Bukan Dokter

2 weeks ago 13

Jakarta -

Polda Metro Jaya menanggapi Pengacara Ria Agustina, Raden Ariya, yang menilai kliennya 'tidak salah-salah amat' karena itu telah mengikuti pelbagai pelatihan dan telah mendapatkan sertifikat berkaitan dengan praktik klinik kecantikan abal-abal 'Ria Beauty'. Pihak kepolisian menyebut Ria Agustina tetap tidak mumpuni melakukan tindakan medis.

Hal ini disampaikan oleh Kasubdit Renakta Kompol Syarifah. Dia awalnya mengungkap terkait adanya salah satu serum yang dipakai Ria Agustina belum memiliki izin BPOM.

"Jadi memang dia benar ada 30 an sertifikat dan skin care dia ber-BPOM, tapi memang ada salah satu serum yang tidak belum ada izin," kata Syarifah saat dihubungi, Senin (9/12/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, Syarifah juga menjawab secara khusus terkait sertifikat pelatihan yang dimiliki Ria Agustina. Dia menegaskan Ria tetap tidak bisa melakukan tindakan medis meski memiliki puluhan sertifikat tersebut.

"Masalah pembenaran ya memang iya sertifikat pelatihan kan, tapi dia tidak mumpuni, dia bukan dokter yang bisa lakukan tindakan medis," ucapnya.

Selain itu, Syarifah juga menyinggung terkait para pasien Ria yang mengalami berdarah-darah usai berobat ke klinik Ria Beauty. "Apa lagi yang membuat dia sampai berdarah-darah begitu," imbuhnya.

Sebelumnya, Pengacara Raden Ariya buka suara terkait kliennya, Ria Agustina, yang ditetapkan sebagai tersangka terkait praktik klinik kecantikan abal-abal 'Ria Beauty'. Raden Ariya menduga adanya motif persaingan bisnis yang membuat kliennya dijerat polisi.

Dalam pernyataannya di Mapolda Metro Jaya, Jumat, 6 Desember 2024, Raden Ariya mengklaim Ria Agustina 'tidak salah-salah amat'. Sebab, menurutnya, kliennya itu telah mengikuti pelbagai pelatihan dan telah mendapatkan sertifikat.

"Sebenarnya sudut pandang saya beliau tidak salah-salah sekali karena beliau punya banyak mengikuti pelatihan, ada 33 sertifikat dan obat-obatan juga banyak yang ber-BPOM juga. Jadi ini menurut saya karena kompetitor bisnis aja ini," kata Raden.

Ia menduga ada persaingan bisnis di balik penangkapan kliennya tersebut. Menurutnya, hal ini dilakukan oleh kompetitornya yang ingin menjatuhkan bisnisnya.

"Indikasi ke sana (persaingan bisnis), bisa kita lihat sendiri ada istilahnya ada haters, buzzer yang mendukung bahwa agar ibu RA segera ditangkap, terkait mungkin dengan dia punya metode itu menurunkan bisnis dari pada kompetitor yang lain. Apalagi dia mengatasnamakan dokter, tapi dia tidak bisa melakukan metode yang dilakukan oleh Ibu RA," paparnya.

(maa/aud)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |