Menteri Karding Jenguk Shelter PMI di Kepri: Banyak Kena Tipu Agen Ilegal

3 weeks ago 15

Jakarta -

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menengok shelter Pekerja Migran Indonesia (PMI) saat kunjungan ke Batam, Kepulauan Riau. Sebanyak 21 orang yang ditampung di shelter itu rata-rata berangkat lewat agen ilegal atau unprocedural.

"Rata-rata mereka semua kena tipu, ditipu oleh agen atau sponsor yang kira-kira menjanjikan hal-hal yang baik tetapi faktanya tidak baik," kata Karding seusai menengok shelter di kantor BP3MI Kepri, Sabtu (7/12/2024).

Modus yang menimpa para korban calon PMI itu pun beragam. Misalnya dijanjikan gaji yang tinggi hingga bekerja di restoran ternama, padahal restoran tersebut sudah tutup permanen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya ditipu, dijanjiin dijanjiin. Yang kedua Ada juga yang rupanya agen yang mengirim mereka ini jadi tersangka atau bermasalah, jadi dia jadi korban kena tahan juga," jelasnya.

Menurut Karding, banyak modus agen migran ilegal yang berbahaya bagi keselamatan para calon PMI. Alih-alih bekerja mencari nafkah, calon PMI bisa jadi korban perdagangan orang.

"Nah ini akan menjadi salah satu program kementerian bagaimana mencegah dan menegakkan hukum tentu bersama dengan stakeholder lain terhadap orang-orang yang dengan sengaja melakukan tindakan-tindakan sindikat, sindikasi-sindikasi yang bisa saja mengarah ke TPPO," ungkapnya.

Karding menjelaskan, biasanya agen yang hendak melakukan TPPO menggunakan modus-modus tertentu. Mereka bahkan bisa bergerak rapi sehingga membuat korbannya percaya.

"Jadi penipuan dengan modus medsos, telpon, cara kerja yang sangat rapi, penyerahan orang itu di malam hari dan tengah malam dan tidak, wajah tidak terlihat sehingga memang ini berarti cukup profesional. Nah ini yang menjadi target kita bersama kepolisian, bersama semua stakeholder yang terkait," katanya.

Karding mengungkapkan, dalam setahun ini sudah 412 kasus TPPO di Kepulauan Riau berhasil diungkap. Harapan dia, pihak BP3MI Kepri terus proaktif dalam mencegah hal serupa terulan.

"Jadi jangan nunggu laporan, jangan nunggu laporan. Cari, kita cari sekarang, harus cari. Nanti teman-teman polisi, teman-teman TNI juga kita akan bicara dengan baik, biar satu persepsi untuk satu tujuan kita selesaikan dulu pemain-pemain ini," ujarnya.

"Karena Kepri ini jadi sebenarnya banyak kan kalau datanya itu, bukan orang Kepri yang banyak. Justru dari NTB, Jawa, kemudian sebagian Madura, Sumatera, nah itu. Jadi ini kita harus perkuat nih, daerah perbatasan, pelabuhan-pelabuhan, kemudian kerjasama dengan imigrasi, cukai, dan teman-teman polisi dan Lantamal," lanjutnya.

(maa/maa)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |