Jakarta -
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bawa-bawa Bung Karno usai ditetapkan tersangka oleh KPK. Pernyataan Hasto itu menuai sorotan lantaran dinilai menyamakan nasibnya dengan perjuangan Bung Karno.
Dalam pernyataan itu Hasto bicara Bung Karno masuk penjara bagian dari pengorbanan cita-cita. Hasto menyitir Buku karya Cindy Adams dengan mengibaratkan perjuangan kader-kader PDIP yang saat ini memasuki etape krusial, mirip dengan perjalanan Bung Karno dalam Bab 9 buku Bung Karno; Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Lalu bagaimana kisah perjuangan Bung Karno hingga dijebloskan ke penjara?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bab 9 buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams diberi subjudul 'Masuk Tahanan'. Bab ini dibuka dengan gambaran tentang ancaman penjara yang senantiasa melekat di kepala Bung Karno selama perjuangannya.
Namun dalam percakapannya dengan salah satu tokoh PNI, Gatot Mangkupradja, Bung Karno menyatakan dia tidak gentar dengan ancaman tersebut. Bung Karno menegaskan mengenai perjuangan mati-matian dan kemenangan merupakan suatu keharusan sejarah yang tidak bisa dielakkan.
"Setiap agitator dalam setiap revolusi tentu mengalami masuk penjara. Di suatu tempat, entah dengan cara bagaimana, suatu waktu tangan besari dari hukum tentu akan jatuh pula di atas pundakku," kata Bung Karno seperti dituliskan dalam Buku Bung Karno; Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
"Apakah Bung Karno takut?" tanya Gatot.
"Tidak, aku tidak takut," jawab Bung Karno.
"Aku sudah tahu akibatnya pada waktu memulai pekerjaan ini. Aku pun tahu, bahwa pada satu saat aku akan ditangkap. Hanya soal waktu saja lagi. Kita harus siap secara mental," sambung Bung Karno.
Soekarno Dipenjara di Banceuy
Soekarno sendiri ditangkap karena mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Dalam isi Bab 9 Buku Karya Cindy Adams, diterangkan, ada percakapan dengan salah satu tokoh PNI, Gatot Mangkupradja, Bung Karno menyatakan dia tidak gentar dengan ancaman penjara. Bung Karno menegaskan mengenai perjuangan mati-matian dan kemenangan merupakan suatu keharusan sejarah yang tidak bisa dielakkan.
Bab ini juga mengangkat cerita pengorbanan dari para pejuang di beberapa daerah lain yang menegaskan tidak ada perjuangan yang sia-sia. Mereka yang akan menghadapi hukuman pun sempat ada yang mengirimkan surat kepada Bung Karno agar perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia terus dilanjutkan.
Akibat pergerakannya bersama PNI, Sukarno dan sejumlah rekannya dijebloskan ke Penjara Banceuy pada Desember 1929. Soekarno dijatuhi vonis 4 tahun oleh Landraad Bandung.
Banceuy merupakan penjara tingkat rendah. Di sana ada dua macam sel. Yang satu untuk tahanan politik, satu lagi untuk tahanan sipil.
Bung Karno mengatakan penahanannya bukan keputusan mendadak. Dia dipersiapkan dengan baik sampai kepada sel tahannya. Berbulan-bulan sebelum ditangkap, rekannya di Belanda menulis 'Hati-hatilah. Pemerintah Belanda lebih mengetahui tentang kegiatanmu daripada yang kau ketahui sendiri. Tidak lama lagi engkau akan ditangkap'.
Saat itu ada penangkapan di Bandung dan penggeledahan di seluruh Jawa. Ribuan orang ditahan termasuk 40 tokoh PNI. Dalih penangkapan yakni pemerintah mengetahui rencana pemberontakan bersenjata yang disebutkan bakal berlangsung awal tahun 1090. Padahal, penangkapan itu hanya untuk menangkap Bung Karno.
Dipindah ke Sukamiskin
Soekarno kemudian dipindah Sukamiskin. Di sana, dia menulis sebuah pledoi yang dikenal sebagai Indonesia Menggugat.
Delapan bulan Bung Karno berada di Sukamiskin. Kisah Bung Karno di Sukamiskin ini dijabarkan dalam Bab 12 Buku Karya Cindy Adams.
Setelah beberapa bulan dalam pengasingan ini, Bung Karno dibolehkan menerima kue dan telor dari luar lapas. Makanan itu diperiksa secara teliti oleh penjaga.
Dia dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Setelah itu, dia beberapa kali diasingkan, seperti ke Flores dan Bengkulu. Masa pengasingan justru membuat dirinya semakin kuat dalam melawan Belanda. Dia membuat rencana-rencana dan gagasan untuk menuju kemerdekaan.