Indonesian AID-UI Gelar Talkshow, Bahas Peran RI di Kancah Global

2 weeks ago 9

Jakarta -

Indonesian AID bersama Universitas Indonesia (UI) menggelar talkshow bertajuk 'Memperkuat Ekonomi, Mempererat Diplomasi'. Acara ini dinilai menjadi agenda penting dalam membahas peran strategis Indonesia di dunia internasional.

Bertempat di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI, talkshow tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang untuk mendalami kontribusi Indonesian AID dalam membangun citra Indonesia di kancah global.

Dalam sambutannya, Dekan FISIP UI Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto menegaskan pentingnya kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan lembaga-lembaga internasional untuk mendukung visi besar Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai arahan rektor, Beliau menegaskan visi internasionalisasi dari universitas, karena itu kehadiran Indonesian AID ini sangat tepat dan penting. Universitas adalah bagian dari bangsa, dan Indonesia sebagai bangsa yang besar memainkan peran penting dalam konteks diplomasi internasional, menginisiasi satu lembaga funding untuk memungkinkan WNA berkuliah di Indonesia," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/12/2024).

Lebih lanjut Prof. Aji mendorong pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) dapat lebih aktif mendukung pemberian beasiswa kepada mahasiswa asing. Hal ini menurutnya tidak hanya bermanfaat dalam peningkatan diplomasi, tetapi juga memperkuat citra bangsa Indonesia sebagai negara yang unggul dalam pendidikan tinggi.

"Kita berharap Kemenkeu melalui LDKPI sebagai sisi lain LPDP untuk memfasilitasi WNA melanjutkan pendidikan di Indonesia. Di sisi praktis tentu saja berguna untuk diplomasi, menunjukkan bagaimana kita memiliki maksud dalam hubungan internasional yang semakin baik," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Umum Indonesian AID Vigo Widjanarko menyoroti peran lembaga ini dalam meningkatkan pengakuan global terhadap Indonesia.

"Banyak hal tidak tersampaikan tentang Indonesia ke berbagai negara yang masih belum mengenal baik Indonesia. Untuk itu, Indonesian AID berperan untuk memperkenalkan Indonesia ke berbagai negara tersebut," ujarnya.

Vigo juga menyebut sejumlah program unggulan yang telah dijalankan, salah satunya pemberian vaksin Indonesia kepada Nigeria sebagai bagian dari bantuan kesehatan global. Selain mendukung kesehatan masyarakat negara penerima, inisiatif ini diharapkan membuka peluang ekspor produk dalam negeri ke pasar global.

Selain itu, program beasiswa TIAS (The Indonesian AID Scholarship) yang diberikan kepada WNA, terutama pegawai pemerintah, turut menjadi sorotan. Program ini tidak hanya mendukung peningkatan kapasitas individu penerima beasiswa, tetapi juga meningkatkan rating perguruan tinggi dan memperkuat citra Indonesia melalui pengalaman positif para alumni yang kembali ke negaranya.

"Kami memiliki TIAS untuk meningkatkan awareness dan citra positif Indonesia, termasuk meningkatkan rating perguruan tinggi negeri di tingkat internasional. Melalui TIAS, mereka yang sudah berkuliah di Indonesia dan kembali ke negaranya, kami harapkan dapat menceritakan pengalaman dan hal-hal baik tentang Indonesia," jelas Vigo.

Sementara itu, Dosen Tetap Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI Emir Chairullah, Ph. D., menjabarkan berbagai contoh bantuan hibah yang dilakukan negara-negara di dunia, termasuk mengapresiasi diplomasi Indonesia yang terlihat pada forum dan kegiatan internasional. Emir pun menekankan pentingnya menilai dampak bantuan tidak hanya dari aspek diplomasi, tetapi juga sisi ekonomi.

"Bantuan harus juga terukur dari konteks ekonominya. Penting untuk mencari peluang produk kita. Kita harus bisa mengukurnya tidak hanya dari sisi diplomasinya tetapi juga nilai ekonomisnya, tidak hanya hibah dan pengaruh," jelasnya.

Tidak hanya keberhasilan, tantangan dalam pelaksanaan program Indonesian AID juga menjadi sorotan. Azhar Basyir, Kepala Divisi Hukum dan Hubungan Kelembagaan Indonesian AID, mengungkapkan regulasi kerap menjadi hambatan dalam pemberian hibah internasional. Untuk itu, saat ini Indonesian AID sedang merumuskan aturan baru yang akan memberi kemudahan dalam menyalurkan hibah dan pinjaman.

"Memberi hibah memang tidak mudah dan cukup menantang. Salah satu yang penting bagi kami adalah hibah yang sustain, berkelanjutan, dan punya impact ke ekonomi dalam negeri," jelas Azhar.

Diskusi ini menegaskan bahwa Indonesian AID bukan hanya soal pemberian bantuan, tetapi juga bagian dari strategi diplomasi jangka panjang yang mendukung ekonomi nasional sekaligus memperkuat hubungan internasional. Dengan diskusi bersama civitas academica UI, lembaga ini diharapkan mampu terus berinovasi dan memperluas dampaknya di masa depan.

(anl/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |