Waka MPR Dorong Pengambilan Kebijakan Perhatikan Perspektif Arkeologis

1 day ago 6

Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) menuturkan para pemangku kepentingan perlu didorong untuk memasukan perspektif arkeologis sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan dalam melahirkan kebijakan.

"Belajar dari berbagai pengalaman yang mengabaikan perspektif arkeologis dalam pengambilan keputusan, sudah saatnya organisasi profesi bersikap secara tegas dan mengambil peran untuk terus-menerus mengingatkan para pemangku kepentingan agar memperhatikan perspektif arkeologis dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Ini pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan," ujar Rerie dalam keterangannya, Selasa (4/2/2025).

Hal ini ia sampaikan saat memberi sambutan pada acara Kongres Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Seminar Nasional Arkeologi di Yogyakarta, Senin (3/2) kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Lestari, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperjuangkan bersama dalam menjalankan amanat konstitusi, secara khusus dalam hubungannya dengan Pasal 32 UUD 1945.

Pasal tersebut memerintahkan negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Selain itu, juga pelaksanaan UU No.5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Menurut anggota Komisi X DPR RI Jawa Tengah ini data arkeologi seharusnya bisa menjadi dasar kebijakan perencanaan kawasan yang mencakup perencanaan tata ruang dan pengembangan suatu wilayah.

Selain itu, sudah menjadi kebutuhan mendesak dan perlu upaya menggandeng semua pihak untuk mengedukasi sekaligus menumbuhkan political will para pemangku kepentingan agar memahami hingga kemudian dapat menghasilkan kebijakan/keputusan yang tepat khususnya bagi hal yang berkenaan dengan warisan budaya.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menegaskan, saat ini arkeologi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang harus segera diatasi, seperti regulasi yang tidak efektif, pengelolaan situs yang buruk, belum ada kolaborasi yang baik antar disiplin ilmu, infrastruktur buruk, dan sumber daya yang terbatas.

"Sebagai satu bangsa, kita harus sepakat dan meyakini bahwa arkeologi serta peninggalan masa lalu adalah sumber inspirasi dan pembelajaran penting bagi generasi penerus bangsa," tegasnya.

(anl/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |