Jakarta -
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Koordinasi Nasional (Kornas) Jokowi, Akhrom Saleh, menilai pernyataan Sekje PDIP Hasto Kristiyanto yang menyinggung sosok tiga periode setelah ditetapkan sebagai tersangka sebagai bentuk kepanikan. Ia menyebutkan Hasto mengeluarkan tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar.
"Menurut saya, biasanya orang kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh penegak hukum apalagi KPK, tentunya panik. Saya melihat ini terjadi di Mas Hasto, dia panik makanya dia mulai mengeluarkan tuduhan tuduhan siapa dalang penetapan dirinya sebagai tersangka," kata Akhrom kepada wartawan, Jumat (27/12/2024).
Akhrom meyakini KPK menetapkan tersangka berdasarkan alat bukti sehingga, menurutnya, tak sembarang orang ditetapkan sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mas Hasto lupa, KPK itu salah satu lembaga anti rasuah yang bekerja berdasarkan fakta dan alat bukti yang cukup, jadi tidak sembarangan dalam menetapkan seseorang sebagai tersangka," katanya.
Akhrom mengaku heran dengan pernyataan Hasto. Ia menyebutkan, kalaupun sosok yang dimaksud Hasto adalah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi), tuduhan itu tetap salah karena Jokowi kini sudah tidak lagi berkuasa.
"Agak heran saja kalau Mas Hasto sampai menyampaikan seolah-olah ada dalang intelektualnya. Apalagi sudah menjurus ke sosok orang yang mau 3 periode. Logikanya nggak masuk menurut saya, karena orang yang dia tuduh itu 'kalau benar' kan orang itu sekarang sudah enggak berkuasa lagi," imbuhnya.
Pernyataan Hasto
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP yang kini berstatus tersangka, Hasto Kristiyanto, tampil ke muka publik lewat rekaman video. Sembari menyinggung sosok yang ingin tiga periode, dia menyatakan siap menghadapi risiko.
Dari video yang disebarkannya ke wartawan, Kamis (26/12/2024), Hasto terlihat berbicara sembari memegang buku 'Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia' karya Cindy Adams.
Hasto mengulas sikap Bung Karno bahwa penjara adalah jalan pengorbanan untuk memperjuangkan cita-cita luhur. Sikap Bung Karno itu dipedomani oleh kader PDIP. Kader PDIP tidak gentar menghadapi sosok dari partainya yang ingin menjabat tiga periode dan pada akhirnya sosok itu dipecat dari partai.
"Ketika muncul berbagai intimidasi agar tidak dilakukan pemecatan terhadap sosok yang memiliki ambisi kekuasaan sehingga konstitusi pun sepertinya mau dilanggar dengan perpanjangan masa jabatan tiga periode, ataupun perpanjangan masa jabatan itu, maka demi konstitusi Ibu Mega kokoh berdiri menjaga demokrasi," tutur Hasto.
Dia kemudian berbicara soal intimidasi oleh aparat penegak hukum. PDIP siap menghadapi intimidasi yang diibaratkannya sebagai tembok tebal kekuasaan itu.
"Untuk itu, kami tidak akan pernah menyerah," ujar Hasto.
PDIP siap menghadapi risiko terburuk, baik risiko formal maupun informal. Bagi Hasto, masuk bui tidak masalah.
"Karena sebagaimana dilakukan Bung Karno, masuk penjara adalah bagian dari pengorbanan cita-cita," ujarnya.
(dwr/eva)