Polisi soal Kendala Autopsi Bayi Tewas di RSIJ: Jasad Tinggal Tulang

2 weeks ago 6

Jakarta -

Polisi melakukan ekshumasi jasad bayi yang meninggal dunia di RS Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih untuk diautopsi agar diketahui penyebab kematiannya. Namun, proses autopsi menemui kesulitan karena jasad korban sudah tersisa tulang.

Ekshumasi dilakukan pada Selasa (17/12) di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara. Selain untuk mencari tahu sebab kematian, tim forensik membongkar kuburan untuk mengambil sampel DNA di jasad bayi untuk dicocokkan dengan DNA orang tua.

"Namun setelah kegiatan ekshumasi, hasil koordinasi tim penyidik dengan dokter yang melakukan ekshumasi, untuk penyebab kematiannya ini tidak diketahui," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP M Firdaus dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Firdaus mengatakan pada saat ekshumasi dilakukam, organ tubuh dari bayi laki-laki itu sudah tak ada lagi. Tim forensik hanya menemukan tulang belulang dari jasad bayi itu.

"Dikarenakan organ dari bayi ini sudah tidak ditemukan, hanya tulang saja, tulang belulang. Jadi sisa tulang belulang ini, keterangan dari dokter itu memang tidak bisa diketahui penyebab kematiannya," jelasnya.

Dia mengatakan pihak dokter mengatakan penyebab kematian korban dapat juga diketahui dari rekam medis. Hal itu dilakukan jika autopsi terhadap jasad korban menghadapi kendala.

"Namun arahan dari dokter rumah sakit, kalau memang cukup dengan rekam medis, itu sudah dapat ditentukan penyebab kematiannya," lanjut Firdaus.

Kata Pihak RS soal Sebab Kematian Bayi

Di sisi lain, Dirut RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo mengatakan penyebab kematian bayi MR dan FS adalah karena penyakit jantung bawaan.

"Penyebab wafatnya Ananda itu diduga adalah penyakit jantung bawaan. Pada waktu dilahirkan secara seksio sesarea (SC) dan menangis keras, itu karena proses sirkulasinya itu masih berlangsung dari ari-ari, sehingga jantung belum berfungsikan," jelas Jack.

Sehingga, lanjut Jack pada waktu ari-ari diputuskan, bayi kemudian bernafas dengan paru-paru dan jantungnya sendiri. Saat itu, Jack menyebut kondisi kesehatannya baik.

"Namun dalam perjalanannya sekitar 1 jam kondisi menurun, karena bayi bernafas dan bersirkulasi dengan organnya sendiri. Kondisi yang dimonitor adalah terjadi proses desaturasi atau saturasi oksigen kurang dari 95 persen dan semakin menurun," terangnya.

(ond/jbr)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |