Menteri ATR/BPN Singgung Tumpang Tindih Lahan di RI, Siapkan Sistem Integrasi

3 hours ago 2

Jakarta -

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menggelar rapat pelaksanaan Integrated Land Administration and Spasial Planning Program (ILASPP). Rapat itu salah satunya membahas persoalan lahan yang masih tumpang tindih.

"Semula kan program ini hanya melibatkan Kemendagri untuk tapal batas desa sama BIG untuk one map policy-nya," kata Nusron kepada wartawan di Kementerian ATR/BPN, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).

"Nah, ini kita untuk menyempurnakan program ini, kita memasukkan Menteri Kehutanan sama Transmigrasi. Kenapa? Banyak sekali lahan hutan, lahan perkebunan, lahan transmigrasi, lahan perumahan itu yang tumpang tindih," ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah menteri hadir dalam pertemuan itu, mulai Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman, Mensesneg Prasetyo Hadi, Wamendagri Ribka Haluk, dan Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial Belinda Arunawati.

Nusron mencontohkan salah satu contoh lahan di Indonesia yang mengalami tumpang tindih ialah lahan sawit yang bertumpang tindih dengan kawasan hutan maupun lahan transmigrasi. Dia menyebut ada 3,7 juta hektare lahan masih tumpang tindih antara hutan dan kelapa sawit.

"Supaya pengalaman yang sudah-sudah, seperti ada 3,7 juta hektare tumpang tindih antara hutan dengan kelapa sawit, tidak terulang lagi ke depan. Ini kenapa? Karena dulunya belum ada integrasi sistem dan integrasi data," ungkapnya.

Menurut Nusron, melalui ILASPP, pihaknya akan melakukan pemetaan lebih spesifik, mulai batas hutan, kawasan transmigrasi, desa, pantai hingga laut. Adapun pendanaan proyek itu menggunakan dana hibah dari Bank Dunia sebesar USD 653 juta.

"Iya, hibah dari World Bank yang USD 653 juta. BIG USD 292 juta, USD ATR 340 juta. Nah, ini nanti menyusul Kehutanan sama Transmigrasi sedang disusun," jelas dia.

Nusron menuturkan dalam rapat itu para menteri juga kepala lembaga turut meneken nota kesepahaman perihal proyek integrasi administrasi lahan dan perencanaan tata ruang yang akan dilakukan.

"Joint team untuk membuat peta bersama. Joint team itu terdiri atas ATR/BPN, Kehutanan, BIG, Mendagri karena melibatkan pemda sama Transmigrasi karena kawasan transmigrasi. Untuk apa? Untuk mengurangi tumpang tindih ke depannya, supaya tidak tumpang tindih terus-menerus," pungkasnya.

(ond/ygs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |