Menag Puji Bahasa Inggris Prabowo: Pantas Jadi Headline Media Internasional

1 day ago 4

Jakarta -

Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengatakan banyak hal baru yang muncul dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Selain itu, menurutnya Prabowo punya gaya bahasa yang khas atau beda sebagai presiden RI.

"Kita tahu bahwa program Pak Prabowo ini memang banyak sesuatu yang baru," kata Nasaruddin Umar saat memberi sambutan dalam acara 'Sarasehan Ulama: Asta Cita Dalam Perspektif Ulama' kolaborasi PBNU dengan detikcom, Selasa (4/2/2025).

Dia mengatakan penguasaan bahasa Inggris Presiden Prabowo juga menjadi sesuatu yang baru dalam pemerintahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Statement-statement-nya pun juga, vocab-nya mungkin karena penguasaan bahasa Inggrisnya sangat bagus, banyak sekali pengarahan-pengarahannya itu kita mendengarkan sesuatu yang baru, yang jarang kita dengarkan dari kepala negara sebelumnya," katanya.

Nasaruddin menyebut Presiden Prabowo sering menggunakan bahasa Inggris dalam memberikan pengarahan-pengarahan kepada para menteri Kabinet Merah Putih (KMP). Dia pun menilai pantas jika setiap pernyataan Presiden Prabowo menjadi headline di media-media internasional.

"Dan untuk itu saya kira pantas kalau Pak Presiden kita ini mendapatkan tempat yang sepertinya headline di dalam berbagai media-media internasional dan termasuk yang lagi viral kemarin, the most beautiful country in the world today adalah Indonesia," ujar Menag.

Nasaruddin mengatakan, dalam mendukung Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran, salah satu poin yang menjadi perhatian Kemenag adalah penguatan Pancasila.

"Kita tahu bahwa Pancasila itu adalah bentuk komitmen yang sangat penting bagi bangsa ini," ucapnya.

Selain itu, dia mengatakan Kemenag juga mempunyai program moderasi umat beragama. Program ini bertujuan merawat kerukunan masyarakat Indonesia yang mempunyai keberagaman.

"Sesungguhnya muatannya adalah bagaimana merawat kerukunan antarumat beragama. Bagi kami, saya pribadi ya, sebetulnya yang paling tepat menjadikan nomenklatur itu adalah kerukunan antarumat beragama," katanya.

"Kalau moderasi umat beragama itu implisit di dalamnya, ada sesuatu yang belum beres dalam agama kita sehingga perlu direnovasi atau direvisi dan seterusnya.
Tapi bagi kita, agama itu sudah selesai. Yang ada adalah aktualisasi, mengartikulasikan teks-teks ajaran itu ke dalam bahasa, ke dalam masyarakat kita yang modern. Jadi muatannya moderasi itu yang sudah menjadi nomenklatur intinya adalah kerukunan," imbuhnya.

(jbr/jbr)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |