Buron AS Kasus Eksploitasi Anak 2 Kali Masuk RI, Sempat ke Malaysia

10 hours ago 8

Jakarta -

Ditjen Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) menangkap buron US Marshals dengan inisial TJC. Sebelum ditangkap oleh pihak Ditjen Imigrasi, TJC diketahui pernah dua kali masuk ke Indonesia.

Penanggung Jawab Penyidikan Wilayah II, Ditjen Imigrasi Kementerian Imipas, Happy Reza Dipayuda, mengatakan saat TJC masuk Indonesia, pihaknya belum mendapatkan surat pemerintah Amerika Serikat (AS) maupun US Marshals bahwa TJC adalah buron.

"Sebetulnya sudah dua kali, tapi belum ada permohonan dari, jadi kita baru mengetahui, karena yang bersangkutan bukan subjek red notice atau DPO internasional. Jadi kesisteman kita nggak ada yang terjadi, nggak ada hit apa pun," kata Happy dalam konferensi pers di Ditjen Imigrasi, Kementerian Imipas, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Happy mengatakan, setelah mendapatkan surat pemberitahuan penangkapan dari pemerintah AS atas TJC, pihak Ditjen Imigrasi kemudian memasukkan nama TJC dalam daftar cegah. TJC terdeteksi berada di Indonesia saat hendak memperpanjang izin tinggal di kantor Imigrasi Tangerang.

"Kemudian dari pemerintah menyampaikan kepada kita, baru kita atas dasar permintaan official government, OCI (Overseas Criminal Investigation) atau US Embassy, baru kita masukan daftar cegah, karena daftar cegah hit, masuk pada saat dia apply extension izin tinggalnya dia hit di sistem," ucapnya.

"Karena begitu hit itu, kemudian secara kesisteman akan menotif kepada kami sebagai pihak yang mengajukan cegahnya. Tim penyidik kemudian mengamankan yang bersangkutan berkoordinasi dengan pihak kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tangerang," jelasnya.

Pada momen yang sama, Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Yuldi Yusman, mengatakan TJC masuk ke Indonesia pada 4 Desember 2024 dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. TJC berangkat dari Malaysia sebelum pergi ke Indonesia.

Yuldi mengatakan TJC memilih ke Indonesia setelah dari Malaysia karena dua negara itu memiliki kesamaan, yakni dari sisi biaya hidup dan tempat tinggal.

"Kalau alasan tadi mengapa yang bersangkutan datang ke Indonesia, kalau hasil wawancara kita, pendalaman kepada yang bersangkutan itu, ini kan dia dari Malaysia, Malaysia sama Indonesia kan kehidupannya itu beda-beda tipis," katanya.

"Mulai dari harga untuk biaya hotel ataupun tempat tinggal dan biaya kehidupan, sehingga Indonesia masih similar sama Malaysia, sehingga dia datang ke Indonesia," ucapnya.

(rfs/rfs)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |