Jakarta -
Rajaban dan Isra Mikraj sama-sama diperingati pada bulan Rajab, dalam kalender Hijriah. Pada dasarnya, Rajaban adalah tradisi masyarakat di daerah dalam rangka menyambut dan merayakan peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Isra Mikraj sendiri merupakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian ke Sidratul Muntaha (di langit ketujuh) pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu.
Apa Itu Tradisi Rajaban?
Mengutip dari Cendekia Kemenag, Rajaban adalah tradisi menyambut peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW yang biasanya diisi dengan acara ceramah dari para ulama atau kegiatan keagamaan lainnya. Tradisi Ini berkembang di daerah Jawa Barat dan sekitarnya, yang telah menjadi kebiasaan oleh sebagian umat Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengingat bulan Rajab adalah bulan suci yang penuh keberkahan dalam ajaran Islam, maka kaum Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah. Oleh karena itu dalam tradisi Rajaban, biasanya diadakan kegiatan seperti pengajian, doa bersama, serta ceramah agama yang membahas keutamaan bulan Rajab.
Meski demikian, tidak semua umat Islam merayakan Rajaban dengan cara yang sama, karena tradisi ini lebih bersifat kultural daripada syariat yang diwajibkan. Tradisi Rajaban di Indonesia cukup bervariasi dengan bentuk kegiatan yang disesuaikan dengan budaya lokal masing-masing daerah.
Tentang Isra Mikraj Nabi SAW
Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 27 Rajab, dalam kalender Hijriah umat Islam. Peringatan ini biasa dirayakan sejak malam ke-27 bulan Rajab dengan berbagai kegiatan, seperti pengajian, ceramah agama, hingga peringatan di masjid atau mushola. Dalam ajaran Islam, peringatan Isra Mikraj lebih berfokus pada nilai-nilai spiritual dan hikmah dari perjalanan tersebut.
Mengingat peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah spiritual, tetapi juga membawa kewajiban salat lima waktu bagi umat Islam yang dilaksanakan hingga kini bahkan sampai hari kiamat kelak. Peringatan Isra Mikraj juga memiliki landasan yang jelas dalam Al-Qur'an dan hadis.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Rajaban dan Isra Mikraj adalah dua hal yang berbeda meski sama-sama diperingati pada bulan Rajab. Dan tidak ada salahnya melaksanakan tradisi Rajaban selama dilakukan dengan niat yang baik dan tidak melanggar prinsip-prinsip agama.
(wia/imk)