Jakarta -
Aipda Rahmad Muhajirin (49), Bhabinkamtibmas Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) mengagas komunitas Marcapada untuk menangani banjir luapan Sungai Bengawan Solo yang kerap melanda wilayah setempat. Aipda Rahmad juga menjalankan program ambulans gratis untuk warganya.
Atas aksinya itu, Aipda Rahmad diusulkan untuk Hoegeng Awards 2025 oleh sejumlah warga melalui formulir digital di detikcom. Warga menilai dedikasi Aipda Jirin--sapaan akrab Rahmad Muhajirin-- patut diapresiasi.
"Saya warga beliau kebetulan saya perawat desa yang beliau bina jadi kurang lebih saya tahu keseharian beliau. Karena dedikasi beliau untuk warga Ledok Kulon, Bojonegoro ini patut diapresiasi, sehingga patut saya usulkan untuk Hoegeng Awards ini. Semoga ini salah satu hadiah untuk beliau dalam menjalankan tugas agar lebih diapresiasi lagi," kata seorang warga bernama Chirstiani Sabela kepada detikcom, Senin (3/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sabela mengatakan ada sejumlah program yang dilakukan oleh Aipda Jirin. Di antaranya, menggagas dan membina komunitas Marcapada dengan kegiatan melakukan penanganan banjir, mengevakuasi warga, dan membuat dapur umum.
Aipda Jirin juga menjalankan program ambulans gratis untuk warga sejak 2018. Selain itu, dia juga melakukan penanaman bambu di bantaran Sungai Bengawan Solo untuk mencegah longsor.
"Beliau juga membantu pengadaan minyak goreng untuk UMKM saat langka minyak dan membentuk koperasi tahu tempe. Membuat sumur bor dan toren untuk membantu warga sekitar saat kemarau krisis air," kata dia.
Bagi Sabela, Aipda Jirin adalah sosok yang selalu siap melayani warga. Aipda Jirin disebut selalu hadir dalam kegiatan yang diadakan oleh kelurahan.
"Beliau yang turun langsung ke masyarakat apabila ada acara di kelurahan beliau juga tidak pernah absen. Seperti membangun pos ronda, beliau juga membantu warga membangun beberapa fasilitas umum seperti lapangan menggunakan dana pribadi beliau, keren sekali beliau ini, semoga Bapak Jirin bisa mewakili Bojonegoro di acara Hoegeng Award pasti akan sangat membanggakan bagi kami," jelasnya.
Kegiatan komunitas tanggap bencana yang digagas oleh Aipda Jirin (Foto: dok. Istimewa)
Warga lainnya bernama Indah Syafrianti juga memberikan kesaksian mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Aipda Jirin. Indah yang merupakan ketua RT setempat pernah menggunakan jasa ambulans gratis ini untuk warganya yang sakit.
"Mengenai ambulans gratis yang merupakan program dari Pak Jirin, saya mengetahui dan kebetulan saya pernah menggunakan jasa beliau untuk membawa warga di RT saya ke rumah sakit pada pukul 20.00 malam dan mengantarkan ke rumah saudaranya untuk dirawat setelah dari rumah sakit ke daerah Mbungas dan itu sampai pukul 03.00 pagi baru kembali ke lingkungan saya dan beliau tidak memungut sepeserpun biaya untuk jasa ambulans tersebut, bahkan beliau menemani kami sampai permasalahan selesai," kata Indah.
Aipda Jirin mengoperasikan ambulan gratis untuk warga Ledok Kulon, Bojonegoro (Foto: dok. Istimewa)
Indah mengatakan Aipda Jirin juga aktif dalam program penghijauan di wilayah sekitar. Sebagai Ketua RT, Indah mengaku kerap dibantu Aipda Jirin dalam penyelesaian permasalahan warga.
"Kalau saya pribadi memberikan penilaian yang sangat baik buat Pak Jirin dalam menjalankan tugasnya," jelasnya.
Program Ambulans Gratis
Aipda Jirin mengungkapkan awal mula membuat program ambulans gratis itu. Bermula, Aipda Jirin dia sering mengantarkan warga yang sakit.
"Dulu itu memang warga itu sering minta tolong saya ngantar ke rumah sakit, saya menggunakan mobil pribadi, mobil pikap kan kasihan," kata Aipda Rahmad saat berbincang dengan detikcom.
Dedikasi Aipda Rahmad Muhajirin untuk warga Ledok Kulon, Bojonegoro (Foto: dok. Istimewa)
Aipda Jirin mengatakan Kelurahan Ledok Kulon kerap dilanda banjir akibat luapan Bengawan Solo. Pada saat itu pula, banyak warga yang membutuhkan ambulans, dia kemudian mengerahkan pikat prabadinya untuk mengangkut warga yang sakit.
"Kan banjir itu bisa setahun 2-3 kali, itu di akhir tahun antara Desember dan Januari. Pada saat banjir warga dievakuasi di tempat pengungsian, waktu itu sering diminta tolong 'Pak, ini ada warga sakit', berjalan 2-3 tahun (pakai pikap)," jelasnya.
Aksi Aipda Jirin menyulap pikap sebagai ambulans itu kemudian direspons baik oleh koperasi syariah atau Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) setempat. BMT itu kemudian menyediakan ambulans untuk dioperasikan oleh Aipda Jirin bersama satu rekannya yang merupakan warga sipil.
"Koperasi syariah itu melihat saya dengan teman-teman pada saat membantu warga. Akhirnya BMT itu membelikan ambulans ditemani satu teman untuk mengoperasikan ambulans. Kalau saya kan terikat dinas, jadi saya di luar jam kerja terus pada saat lepas dinas saya melayani," jelasnya.
Ambulans itu bisa digunakan gratis oleh warga setempat. Warga bisa langsung menghubungi Aipda Jirin. Jika Aipda Jirin sedang dalam jam dinas, ambulans itu akan dioperasikan oleh rekannya di koperasi syariah itu.
"Kalau saya free, saya tidak mau menerima apapun dari warga ketika saya membantu. Teman saya itu kan orang sipil biasa, sehingga pada saat uang bensin dan apa itu yang agak jauh kalau di luar kota, tentu saya suruh mengelola isi bensinnya, untuk itu aja," tutur dia.
Komunitas Tanggap Bencana
Selain itu, Aipda Jirin juga mendirikan komunitas masyarakat tanggap bencana dan peduli sesama (Marcapada). Komunitas ini sudah didirikan sejak tahun 2007.
"Pada 2007 itu di Bojonegoro terjadi banjir besar, itulah komunitas itu saya bentuk untuk membantu evakuasi warga pada saat banjir, bikin dapur umum, dan banyaklah kegiatannya. Intensitas banjir pada saat itu sering, setahun bisa 4 kali, rutin tiap tahun," kata Aipda Jirin.
Aipda Jirin membuat komunitas itu sebelum menjadi Bhabinkamtibmas di Ledok Kulon, yang merupakan kampung halaman Aipda Jirin. Pada saat mendirikan komunitas itu, Aipda Jirin masih berdinas di Polres Lamongan.
"Saya membantu teman-teman warga itu dengan parahu, dapur umum, kebetulan ibu saya yang membikin di rumah itu dapur umum, terus membantu makannya warga yang mengungsi, sehingga Bapak Kapolda tahu waktu itu kalau saya berkegiatan seperti itu terus saya dimutasikan di Bojonegoro mulai 2013, saya jadi Bhabin kebetulan di kelurahan saya sendiri," tutur dia.
Evakuasi korban banjir di Ledok Kulon, Bojonegoro (Foto: dok. Istimewa)
Atasi Kelangkaan Minyak Goreng untuk UMKM
Aipda Jirin mengatakan sebagian besar warga Kelurahan Ledok Kulon membuka usaha tahu dan tempe. Pada tahun 2022, UMKM tersebut mengalami kesulitan karena minyak goreng langka.
"Pada saat itu ada kelangkaan minyak, memang secara nasional kan. Saya melihat ada antrean panjang itu warga saya semua, terus saya menghubungi ke penjual minyak di Bojonegoro, kenapa ada antrean panjang, minyaknya habis," jelasnya.
Para pengusaha tahu terancam tidak bisa produksi karena tidak ada stok minyak goreng. Aipda Jirin kemudian berkoordinasi dengan Kapolsek, Kapolres hingga Dinas Perdagangan untuk mengatasi masalah warga tersebut.
"Saya berembuk sama teman-teman itu bagaimana kita bisa mendapatkan minyak, karena dari 230 sekian pengusaha tahu itu terancam tidak beroperasi karena tidak adanya minyak goreng. Saya koordinasi dengan Pak Kapolsek, Pak Kapolres, saya sampaikan rencana saya, didukung," tutur dia.
Aipda Rahmad Muhajirin membantu UMKM di Ledok Kulon, Bojonegoro, mengatasi minyak goreng langka (Foto: dok. Istimewa)
Aipda Jirin kemudian direkomendasikan untuk mendapatkan minyak langsung dari pabrik di Surabaya. Dia pun segera memenuhi segala persyaratan agar UKMK itu tetap produksi.
"Saya minta rekomendasi dari dinas perdagangan bagaimana saya bisa mendapatkan minyak langsung dari Surabaya, kita sampai sana dihubungkan pihak pabrik itu, karena kita mewakili koperasi tahu/tempe itu di pihak sana pabrik itu, memang ada aturan pemerintah untuk mengutamakan UMKM, sehingga kita mendapatkan minyak itu," jelasnya.
Setelah menyediakan syarat-syarat yang dibutuhkan, Aipda Jirin kemudian berangkat ke Surabaya. Pihak pabrik menyetujui agar minyak goreng dikirimkan untuk UMKM di Ledok Kulon. Mobil tanki berisi minyak goreng dikerahkan ke lokasi.
"Terus kita langsung bawa ke lokasi, dan kita distribusikan ke warga dengan harta HET saat itu Rp 14.000, kan pedagang saat itu terbantu dengan usaha saya dan teman-teman. Ketika minyak kembali normal, ya udah kita serahkan ke mekanisme pasar dan harga sudah terkontrol," katanya.
Hubungkan Warga dengan Donatur Umrah
Aipda Jirin mengaku ingin memberikan pelayanan terbaik untuk warganya. Dia pun menyambungkan warga dengan para donatur untuk berangkat umrah.
"Saya kan punya saudara kerja di Qatar, bosnya saudara itu memang setiap tahunnya memberangkatkan umrah gratis untuk warga yang memenuhi kriteria, di antaranya sudah mengabdi di agama sekian tahun dengan ekonomi yang sangat minim. Saya keliling di kelurahan saya itu ada beberapa catatan orang layak, saya ajukan, saya bikin narasi, saya kirim sampai di acc, sudah tiga orang yang berangkat, setiap tahun kan sekali," jelasnya.
Namun setelah tiga tahun program itu berjalan, sang donatur meninggal dunia. Aipda Jirin kembali mengupayakan agar warganya bisa berangkat umrah. Dia pun mendapatkan donatur dari kenalan sesama anggota Polri.
"Setelah bosnya meninggal, alhamdulillah saya ada lagi saya nyambung, 'Mas ini saya punya kawan ada program ini' saya cari, sehingga tahun ini ada 2 orang sehingga 5 orang yang sudah saya bantu, saya menjembatani dari orang yang mempunyai dana dan saya temukan dengan orang yang layak itu," jelas dia.
Bagi Aipda Jirin, membantu sesama bisa dimulai dengan hal-hal kecil. Dia ingin memberikan pelayanan yang baik untuk warga binaannya.
"Saya kecil-kecil saja yang saya lakukan itu, yang sepele-sepele di sekitar saya," pungkasnya.
Dedikasi Aipda Rahmad Muhajirin untuk warga Ledok Kulon, Bojonegoro (Foto: dok. Istimewa)
(lir/aud)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu