Selamat Mr. Putin! Ternyata Rubel Rusia Jauh Lebih Cuan dari Emas

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas yang dianggap safe haven asset ternyata bukan merupakan aset yang melesat paling signifikan. Rubel Rusia justru telah mencatatkan lonjakan luar biasa, menjadikannya mata uang dengan kinerja terbaik secara global tahun ini. Kenaikan mata uang rubel bahkan lebih tinggi dibandingkan emas.

Rubel telah menguat 38% terhadap dolar di pasar over-the-counter sejak awal tahun ini atau secara year to date/ytd. Sementara dolar Amerika Serikat (AS) tertekan oleh peningkatan tarif perang yang dipicu oleh Presiden AS, Donald Trump, mata uang Rusia juga didukung oleh faktor-faktor unik dalam negeri, termasuk suku bunga lokal yang mencapai rekor tertinggi.
Berbagai kebijakan pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin ikut menopang rubel.

"Berbeda dengan banyak mata uang pasar berkembang, rubel tidak menghadapi tekanan dari arus keluar modal yang disebabkan oleh penarikan global investor dari aset berisiko. Kontrol modal telah sebagian besar melindungi Rusia dari ini," sementara biaya pinjaman yang tinggi mendukung mata uang tersebut, tambahnya.," kata Sofya Donets, seorang ekonom di T-Investments, kepada Business Insider.

Faktor domestik semakin memperkuat penguatan rubel terhadap dolar yang melemah kendati sanksi luas yang diberlakukan oleh AS dan sekutunya akibat invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 tetap berlaku.

Meskipun mata uang yang menguat mungkin menjadi kabar baik bagi pihak yang khawatir terhadap inflasi, hal ini berisiko meredam pendapatan dari sektor energi ketika negara tersebut sedang menghabiskan anggaran besar untuk kebutuhan militer dan program sosial.

Inflasi yang terus-menerus memaksa Bank Sentral Rusia mempertahankan kebijakan moneter yang sangat ketat, dengan suku bunga utama di level 21%. Langkah ini berhasil menekan permintaan impor dan, pada akhirnya, mengurangi permintaan terhadap mata uang asing.

Di sisi lain, para eksportir diwajibkan menjual sebagian dari pendapatan mata uang asing mereka di pasar domestik, yang semakin mendorong penguatan rubel.

Strategi ini menciptakan tekanan inflasi yang terkendali secara lokal tetapi tetap memperkuat posisi rubel terhadap mata uang asing.

Dolar AS mencapai posisi terendah baru dalam enam bulan pada hari Senin karena ketidakpastian kebijakan tarif yang terus berubah dari pemerintahan Trump menambah kecemasan investor terhadap aset AS dan melemahkan kepercayaan bahwa dolar dan Treasury tetap menjadi aset bebas risiko terbaik.

Para pedagang beralih ke emas dengan melepaskan aset berbasis dolar di tengah ekspektasi gangguan dan ketidakpastian lebih lanjut. Logam mulia ini telah naik 23% sejak awal tahun mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, menjadikannya aset dengan performa terbaik kedua terhadap dolar setelah rubel.

Penguatan rubel mungkin dipicu oleh minat yang diperbarui terhadap aset-aset Rusia di tengah situasi geopolitik yang membaik, menurut bank sentral dalam ringkasan diskusinya tentang suku bunga utama. Tingginya suku bunga acuan di Rusia juga mungkin menjadi faktor, kata laporan tersebut.

Faktor-faktor pendukung rubel kemungkinan akan bertahan dalam jangka pendek, menurut beberapa analis.

"Saat ini tidak ada pendorong yang jelas untuk pelemahan rubel, terutama dengan penurunan suku bunga yang tidak mungkin terjadi pada kuartal mendatang," kata skander Lutsko, kepala penelitian dan manajemen portofolio yang berbasis di Dubai di Istar Capital.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |