Nasib Korban PHK, Umur 50 Masih Antre Cari Kerja di Job Fair

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Wajah-wajah itu berdiri rapi dalam antrean sejak pagi. Ada yang mengenakan kemeja rapi, ada pula yang datang dengan tampilan kasual. Namun satu hal yang tak bisa disembunyikan dari sorot mata mereka, yaitu kekhawatiran dan harapan.

Ratusan pencari kerja memadati Smesco Indonesia pada Rabu (16/4/2025), mengikuti Mega Career Expo 2025 yang digelar oleh JobStreet by SEEK. Di tengah kemeriahan booth perusahaan dan sesi konsultasi karier, terdengar kisah-kisah yang lebih dalam dari sekadar "sedang mencari kerja." Banyak dari mereka datang sebagai korban PHK dan efisiensi.

Antrean lowongan pekerjaan di acara pameran bursa kerja atau job fair di Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Antrean di acara pameran bursa kerja atau job fair di Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dadung Welang (50 tahun) sebelumnya bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan swasta. Tahun lalu, ia diberhentikan dengan alasan efisiensi.

"Bahasanya bukan dipecat, tapi efisiensi," tuturnya pelan. "Saya masih kuat, masih sehat, tapi karena usia sudah 50 tahun, dianggap nggak produktif lagi."

Bukan perkara mudah bagi Dadung untuk kembali ke pasar kerja. Banyak perusahaan menetapkan batas usia maksimal 35 atau 40 tahun. "Padahal kalau fisik dan niat kerja masih ada, kenapa dibatasi usia?" katanya. Di job fair ini, ia berharap menemukan posisi serupa, atau pelatihan keterampilan baru agar tetap relevan.

Nasib tak jauh berbeda dialami Annisa (29 tahun), yang terkena PHK dari sebuah perusahaan multi telekomunikasi asal China. Ia mengaku sistem rekrutmen yang sarat nepotisme membuat proses pencarian kerja menjadi sangat menantang.

"Sekarang bukan cuma soal skill, tapi relasi. Sehebat apapun kita, kalau nggak punya orang dalam, tetap susah masuk," ujarnya. "

Antrean lowongan pekerjaan di acara pameran bursa kerja atau job fair di Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Antrean di acara pameran bursa kerja atau job fair di Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sejak PHK tiga bulan lalu, Annisa memilih fokus memperdalam kemampuan digital marketing dan mencoba semua peluang yang tersedia, termasuk melamar langsung di Mega Career Expo ini. "Ya sekarang mencoba skill baru yang lebih baik dan harapannya bisa diterima di perusahaan yang saya inginkan nantinya," kata Annisa.

Bagi Eko Setio (26 tahun), tantangan justru datang dari arah lain. Ia baru sebulan tidak bekerja setelah kontraknya selesai di Pam Jaya, dan kini harus bersaing dengan para lulusan baru.

"Anak-anak fresh graduate itu lebih cepat belajar, lebih melek teknologi. Jadi, kami yang punya pengalaman malah harus adaptasi lagi," kata Eko, yang punya latar belakang admin dan marketing.

Namun Eko punya prinsip. "Lebih baik kerja dengan gaji kecil tapi jenjang kariernya jelas, daripada gaji besar tapi kita tertekan dan nggak berkembang," ujarnya.

Curhatan fresh graduate cari kerja

Antrean lowongan pekerjaan di acara pameran bursa kerja atau job fair di Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Antrean lowongan pekerjaan di acara pameran bursa kerja atau job fair di Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Intan (24 tahun), fresh graduate jurusan manajemen keuangan, sudah enam bulan mencari kerja sejak lulus. Dunia kerja, menurutnya, jauh dari ekspektasi.

"Banyak yang nyari kandidat berpengalaman, padahal kami baru lulus. Ya sudah, sekarang apapun diterima, yang penting dapat pengalaman dulu," ujarnya. Ia berharap bisa mulai dari perusahaan startup yang lebih terbuka pada pemula.

Senior Marketing Manager JobStreet by SEEK, Annisa Thabiina mencatat, 4.000 pencari kerja mendaftar untuk acara satu dua hari ini. Namun ia memprediksi akan ada 6.000 penacari kerja yang akan hadir.

"Sejauh ini antusiasnya tinggi, ya, selain mereka pre registered, mereka juga bisa on the spot daftar dan datang ke sini, kami memprediksi sekiranya 6.000 orang datang di dua hari perhelatan ini," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Smesco.

Ia mengatakan, Mega Career Expo 2025 kali ini tak hanya menawarkan lebih dari 200 lowongan dari 80 perusahaan besar, tetapi juga membuka ruang konsultasi, CV review, foto profesional, dan sesi sharing inspiratif dari berbagai industri.

Apa yang dicari perusahaan?

Sementara itu dalam talk show, Community Manager JobStreet Airlangga Adhidarma menegaskan bahwa tantangan di pasar kerja hari ini berbeda dari era sebelumnya. "Kalau dulu orang tua kita bisa punya rumah setelah beberapa tahun kerja, sekarang lulusan baru butuh lebih dari sekadar ijazah," ujarnya.

Ia menyoroti pentingnya penguasaan bahasa Inggris, portofolio proyek, dan kemampuan adaptasi teknologi hingga skill. "Semua bersaing di lingkaran yang semakin ketat. Siapa yang terlihat, dia yang dilirik. Kalau nggak punya karya, ya bikin. Nunggu pengalaman nggak bisa lagi," tegasnya.

Angka pengangguran terbuka nasional yang mencapai 7,99% pada 2024, dan bahkan 15,5% untuk usia 15-24 tahun menunjukkan bahwa ribuan orang seperti Annisa, Eko, Intan, dan Pak Dadung bukan pengecualian, tapi cerminan realitas.

Namun dari balik ketidakpastian itu, masih ada semangat untuk bangkit. Mereka datang bukan hanya untuk mencari kerja, tapi untuk menyusun ulang arah hidup. Di tengah antrean dan selebaran lowongan, mereka membawa satu hal yang tak bisa dicetak di CV: ketahanan.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Perang Tarif AS Vs China, Pengusaha Parfum Curhat Ini

Next Article 6 dari 10 Perusahaan PHK Gen Z, Alasannya Terungkap

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |