Jakarta -
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan ada satu unit Rolls-Royce yang terparkir di gudang Kementerian Sosial. Mobil mewah itu rupanya pernah dilelang saat era Mensos Tri Rismaharini pada 2021.
Masa itu, Risma ingin dana hasil lelang diperuntukkan membantu pembangunan perumahan bagi korban bencana alam.
"Jadi kan ada dana, kalau undian kan dipotong 10 persen, itu juga masuk ke Kemensos. Itu yang kita gunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial. Itu karena kemarin saya jalan di tempat bencana, saya sampaikan ke Bapak Presiden saat itu, 'Bapak, gimana kalau itu (dilelang) untuk membantu masyarakat yang terkena bencana termasuk yang rumah-rumahnya hancur karena bencana'," ujar Risma usai mendatangi lokasi penyimpanan mobil tersebut di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (23/2/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata, meski hampir empat tahun berlalu, mobil mewah dari program undian maskapai penerbangan itu tak kunjung laku. Sampai berganti kepemimpinan kepada Mensos Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul, mobil tak bertuan ini masih terparkir di Kemensos.
"Jadi ada undian, waktu itu harganya mobil Rolls-Royce, kemudian yang dapat itu harus bayar 25%. Mereka enggak mampu, maunya dijual aja," kata Gus Ipul dalam sambutannya di acara peluncuran aplikasi SIM UGB-PUB di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2024).
Kata Gus Ipul, pemenang undian gratis berhadiah mobil Rolls-Royce itu tak mampu menebusnya. Biaya tebusannya adalah seperempat dari harga mobil mewah itu.
Jika menilik harga pasar mobil Roll-Royce saat ini, harganya mencapai Rp 20-25 miliar. Artinya pemenang harus membayar biaya penebusan Rp 5 miliar hingga Rp 6,25 miliar.
Gus Ipul menerangkan, uang tebusan undian gratis berhadiah itu sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954 tentang Undian. Nantinya uang pajak atau setoran itu diperuntukkan menopang program-program Kemensos.
"Untuk apa uang itu? Uang ini dikembalikan kepada mereka yang membutuhkan sesuai program Kementerian Sosial. Bisa dibuat membantu pengadaan air bersih, bisa membuat rumah tidak layak huni, sesuai data-data yang memang benar-benar sesuai dengan kenyataan," jelas Gus Ipul.
(lir/lir)