Jakarta, CNBC Indonesia - Saat masa pembayaran sekolah tiba, Seger (15) hanya bisa termenung. Kekhawatiran membanjiri pikirannya. Dia tak punya uang untuk melunasi biaya sekolah. Jika tidak segera dibayar, maka dia terancam dikeluarkan dari SMP tempatnya menimba ilmu.
Demi mengejar mimpi yang belum padam, keadaan memaksanya berpikir lebih keras dibanding teman-temannya. Di tengah liburan sekolah, dia keluar dari zona nyaman dan memutuskan untuk bekerja sebagai buruh tani di persawahan milik orang lain.
"Saya memburuh karena butuh uang untuk membayar SPP yang sudah dua bulan menunggak dan rapor saya ditahan," tutur Seger kepada harian Suara Karya, 2 Desember 1989.
Sejak awal Juni, Seger setiap hari berada di bawah terik matahari. Dia mencangkul dan menguruk tanah di sebuah sawah di daerah Kediri. Dari pagi hingga matahari terbenam, dia bekerja keras tanpa mengenal lelah. Keringat mengalir deras membasahi tubuhnya.
Namun, pada 21 Juni 1989, Seger mengalami kejadian tak terduga. Hari itu, seperti biasa, dia mulai bekerja tak lama setelah matahari terbit. Dia sedang merapikan lahan sawah yang akan ditanami padi. Tapi ketika baru menggali hingga kedalaman setengah meter, tiba-tiba cangkulnya mengeluarkan bunyi benturan yang berbeda.
Seger sontak terkejut. Bunyi itu bukan seperti cangkul menghantam tanah, tetapi dentingan nyaring khas logam yang saling beradu.
Penasaran, dia pun mengurai tanah di sekitar lokasi. Tak disangka, dari balik tanah, muncul benda pipih dilapisi emas murni yang bertabur permata hingga berlian. Tanpa berpikir panjang, dia menunjukkan temuan itu kepada dua temannya. Mereka bertiga segera membawa benda tersebut ke kantor kepolisian.
Dari sini, nama Seger pun viral di seluruh Indonesia karena berhasil menemukan harta karun emas di usia muda.
Harta Karun Majapahit
Setelah diperiksa otoritas terkait, benda temuan Seger berukuran 25x35 Cm dan memiliki berat 1,2 Kg. Benda itu terbuat dari emas murni yang bertabur 48 permata dan berlian. Di beberapa sisi juga terdapat relief matahari dan burung garuda.
Dalam laporan Kompas (2 Desember 1989), benda tersebut diperkirakan berasal dari zaman akhir Kerajaan Majapahit. Perkiraan ini dibuktikan oleh keberadaan relief harta karun tersebut. Relief matahari merupakan simbol Kerajaan Majapahit. Sementara burung garuda dikenal sebagai kendaraan Dewa Wisnu.
Nilai harta karun tersebut jika dihitung sangat fantastis. Emas 1,2 Kg saja sudah mahal. Belum lagi jika permata dan berlian juga dihitung. Jika dikonversi ke masa sekarang, emas 1,2 Kg setara Rp2,3 miliar. Tentu angkanya jauh lebih bisa jika memperhitungkan nilai sejarah, permata dan berlian lain.
Meski begitu, Seger tak bisa mengambil keuntungan dari temuan harta karun. Harta karun tersebut langsung diserahkan ke pemerintah untuk disimpan di Museum Nasional, Jakarta. Anak berusia 15 tahun itu hanya diberi uang senilai Rp19,4 juta dan beasiswa pendidikan hingga perguruan tinggi oleh Presiden Soeharto.
Seger mengaku tak keberatan meskipun dia tak bisa mendapat seluruh keuntungan dari harta karun temuannya. Alias batal jadi miliarder. Baginya, paling penting adalah dirinya tidak pusing ketika masa pembayaran sekolah tiba sebab sudah mendapat beasiswa dari pemerintah.
(mfa/mfa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global
Next Article Kisah Nyata, Harta Karun 30 Ribu Ton Emas Ditemukan Dekat Jakarta