Nasib Miris Shelter Tsunami Jadi 'Kandang' Sapi Gara-gara Korupsi

1 month ago 17
Jakarta -

KPK membongkar korupsi pembangunan shelter tsunami di Nusa Tenggara Barat (NTB). Seharusnya, shelter itu tahan gempa namun malah retak dan menjadi kandang ternak sapi.

Diketahui, Dua orang tersangka ditahan KPK terkait korupsi pembangunan shelter tsunami. Ide awalnya padahal shelter itu harus mampu menahan gempa berkekuatan magnitudo 9, tapi pembangunannya malah direkayasa.

Saat jumpa pers di KPK pada 30 Desember 2024, Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu mengatakan pembangunan shelter atau yang dalam paparan KPK disebut sebagai tempat evakuasi sementara (TES) adalah proyek pada 2014 di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB. Sejauh ini ada 2 orang yang sudah dijerat sebagai tersangka oleh KPK.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keduanya adalah Aprialely Nirmala dan Agus Herijanto. Saat proyek berlangsung, Aprialely menjabat sebagai Kepala Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan (Satker PBL) Kementerian PUPR Perwakilan NTB sekaligus pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek, sedangkan Agus sebagai Kepala Proyek PT Waskita Karya selaku pemenang tender proyek tersebut.


Harusnya Bangunan Tahan Gempa

Pada 2012 saat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusun rencana induk atau masterplan pengurangan risiko bencana tsunami. Dalam masterplan itu terdapat pengadaan alat peringatan dini bencana tsunami hingga pembangunan shelter atau tempat evakuasi sementara (TES).

"Dalam masterplan tersebut disebutkan bahwa tempat evakuasi sementara atau shelter tsunami tersebut harus tahan terhadap gempa dengan kekuatan 9 skala Richter," kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu dalam jumpa pers di kantornya pada 30 Desember 2024 sebagaimana dikutip lagi pada Jumat (3/1/2025).

Singkatnya kemudian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) pada tahun 2014 memerintahkan jajarannya menindaklanjuti. Adalah Aprialely Nirmala yang saat proyek berlangsung menjabat sebagai Kepala Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan (Satker PBL) Kementerian PUPR Perwakilan NTB sekaligus pejabat pembuat komitmen (PPK) yang diberi amanah.

Namun Aprialely malah merekayasa desain shelter. Selain itu, ada Agus Herijanto, yang saat itu sebagai Kepala Proyek PT Waskita Karya selaku pemenang tender proyek tersebut, mengetahui rekayasa tersebut serta melakukan penyimpangan keuangan hingga Rp 1,3 miliar. Keduanya saat ini sudah dijerat KPK sebagai tersangka.

"Kerugian keuangan negara sebesar Rp 18.486.700.654," kata Asep.

Bangunan Shelter Retak

KPK tahan tersangka kasus korupsi shelter tsunami NTB (Kurniawan/detikcom) Foto: KPK tahan tersangka kasus korupsi shelter tsunami NTB (Kurniawan/detikcom)

Dalam keterangan Asep, shelter itu pernah disambangi beberapa kali oleh Raden Tresnawadi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Utara, yaitu dalam periode 2015-2016. Keterangan Raden Tresnawadi itu disampaikan Asep sebagai berikut:

1. Kondisi secara visual, banyak terjadi kerusakan di bagian-bagian lantai bawah, di halaman juga tidak terawat dan bahkan digunakan oleh penduduk sekitar untuk menggembalakan ternak.

2. Bahwa jalur evakuasi (ramp) ke lantai atas kondisinya sangat mengkhawatirkan. Saudara Raden Tresnawadi pada saat naik melewati jalur evakuasi tersebut merasakan getaran pada cor yang dilewati dan terdapat retakan pada jalur tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu 2 tahun setelahnya atau pada 2018 terjadi 2 kali gempa berselang sebulan di NTB yaitu kekuatan 6,4 SR pada 29 Juli 2018 dan 7,0 SR pada 5 Agustus 2018. Dua gempa yang cukup kencang itu membuat shelter mengalami rusak padahal awalnya shelter itu dirancang untuk bisa tahan gempa hingga 9 SR.

"Kondisi shelter rusak berat dan tidak bisa digunakan untuk berlindung," kata Asep.


KPK sendiri tidak hanya bersandar pada keterangan di atas. Dengan bantuan tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), KPK menganalisis kondisi fisik shelter. Hasilnya sebagai berikut:


1. Pembangunan shelter atau tempat evakuasi sementara (TES) belum memenuhi tujuan perencanaan yang telah ditetapkan yaitu terwujudnya bangunan shelter yang dapat memberikan perlindungan terhadap tsunami harus diwujudkan pada tahun 2013-2014 guna menyelamatkan masyarakat dari bahaya tsunami, karena adanya kegagalan bangunan.

2. Gedung TES Lombok yang dibangun tidak sepenuhnya memenuhi nota desain yang menjadi rujukan dalam perencanaan.

3. Gedung TES Lombok sejak diselesaikan pembangunannya pada tahun 2014 belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

4. Gedung TES Lombok pada saat terjadi bencana mengalami kegagalan bangunan sehingga tidak dimanfaatkan pada kondisinya saat ini.

Jadi Kandang Hewan

Kondisi gedung Shelter Tsunami di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mangkrak, Kamis (8/8/2024). (Ahmad Viqi/detikBali). Foto: Kondisi gedung Shelter Tsunami di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mangkrak, Kamis (8/8/2024). (Ahmad Viqi/detikBali).

Pada 2024, detikcom berkesempatan menyambangi proyek shelter mangkrak itu. Kondisinya memprihatinkan, bangunan itu justru menjadi kandang hewan ternak.

Gedung shelter mangkrak itu berada di sejumlah kawat keluar dari pilar dan dinding bangunan yang terletak di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari pantauan saat itu, pilar-pilar yang berdiri di gedung proyek tersebut terlihat rusak.

Ada kawat yang keluar dari pilar itu. Tangga dari bawah menuju lantai satu bangunan tingkat tiga itu juga sudah putus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi gedung Shelter Tsunami di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mangkrak, Kamis (8/8/2024). (Ahmad Viqi/detikBali).Kondisi gedung Shelter Tsunami di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mangkrak, Kamis (8/8/2024). (Ahmad Viqi/detikBali).

Plafon bangunan itu juga sudah hancur. Bangunan itu menjadi kosong saja tak berpenghuni.

Semak belukar tumbuh di gedung tersebut. Tempat parkir shelter tsunami itu juga menjadi kandang sapi.

Ada tiga ekor sapi saat itu yang sedang memakan semak belukar di halaman gedung itu. Kemudian, dilihat dari tampak depan, gedung itu ditutupi pohon yang lumayan tinggi dan tertutup seng.

(aik/aik)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |