Korban Terima Kasih ke Polisi Respons Cepat Kasus Penculikan di Tangsel

23 hours ago 1

Jakarta -

Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyelamatkan pasutri dkk korban penculikan bermodus jual beli mobil di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Para korban menyampaikan terima kasih kepada polisi.

"Saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada tim Resmob Polda Metro Jaya dengan cepat tanggap menindaklanjuti laporan saya secepatnya dan langsung bergerak ke tempat TKP, langsung mendapatkan para tawanan, yaitu korban penculikan," kata salah satu korban, Dessi Juwita dalam video yang diterima wartawan, Jumat (17/10/2025).

Penculikan yang dilakukan oleh 9 pelaku membuat suaminya dan rekan-rekannya mengalami luka-luka. Suami Dessi, Indra dan kawan-kawannya disiksa dengan sundutan rokok hingga dicambuki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suami saya yang sudah dipukuli, dicambuk sama teman-temannya, dan semua para tersangka sudah dapat. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih banyak ya tim Resmob Polda Metro Jaya," tutur Dessi.

Indra, suami Dessi, juga menyampaikan terima kasih karena anggota Polda Metro berhasil menemukannya. Dia mengatakan tidak tahu akan seperti apa nasibnya jika tidak segera ditemukan.

"Iya terima kasih Resmob Polda Metro Jaya yang menemukan keberadaan kami, meskipun kami sudah dipindahkan tempat, langsung mereka tidak lama, cepat menemukan kami. Kalau tidak ditemukan oleh Resmob Polda Metro Jaya, tidak tahu nasib kami seperti apa," ujar Indra.

Sementara itu, Nurul, yang juga menjadi korban, menyebut bahwa dirinya bersama yang lain tidak diperlakukan layaknya manusia. Begitu juga Ajit yang mengaku trauma usai penyekapan yang dialami.

"Kayak bukan manusia bang. Saya kayak bukan manusia yang enggak dihargai, kayak hewan, saya ditendang. Terima kasih Polda Metro Jaya," ucap Nurul.

"Pokoknya terima kasih buat anggota Resmob Polda Metro Jaya," timpal Ajit.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa sembilan orang telah diamankan. Mereka langsung ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

Dia juga menjelaskan sembilan orang tersangka ini masing-masing memiliki peranan yang berbeda. Sembilan tersangka itu adalah MAM, NN, VS, HJE, S, APN, Z, I, dan MA.

Tersangka MAM memiliki peran sebagai koordinator lapangan. Kemudian tersangka NN (52) berperan sebagai koordinator lapangan, memancing korban, dan memeras korban. Tersangka ketiga, VS (33), menyuruh salah satu tersangka lainnya merekam video yang viral.

Tersangka keempat, HJE (25), berperan ikut menyiksa korban bersama tersangka S (35) yang juga menyediakan rumah. Kemudian, tersangka keenam berinisial APN (25) merekam video penyiksaan dan berada dalam proses membawa korban dari awal.

"Kemudian yang ketujuh adalah tersangka Z. Tersangka Z ini 34 tahun, perannya menyiksa korban. Kemudian yang kedelapan Saudara I, seorang laki-laki ya, perannya sebagai eksekutor, koordinator lapangan, menyediakan mobil dan menyiksa korban. Kemudian yang kesembilan Saudara MA. Ini usianya 39 tahun perannya menyediakan rumah ya," terangnya.

Dia menjelaskan para tersangka disangkakan atas dugaan peristiwa pidana merampas kemerdekaan orang lain sebagaimana diatur di Pasal 333 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 9 tahun.

"Para tersangka turut disangkakan dengan pasal pidana pemerasan sebagaimana diatur di Pasal 368 KUHP dengan ancaman 9 tahun," imbuhnya.

(mea/mea)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |