Hari Internasional Pemberantasan Kemiskinan 2025: Asal-usul dan Tema Tahun Ini

3 weeks ago 9

Jakarta -

Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan 2025 jatuh pada tanggal 17 Oktober. Menurut PBB, hari ini menggarisbawahi bahwa mengakhiri kemiskinan adalah tentang martabat, keadilan, dan rasa memiliki, bukan hanya pendapatan.

Berikut ulasan seputar Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang

Mengutip situs PBB, peringatan Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan dapat ditelusuri kembali ke 17 Oktober 1987. Pada hari itu, lebih dari seratus ribu orang berkumpul di Trocadéro di Paris, tempat Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ditandatangani pada tahun 1948, untuk menghormati para korban kemiskinan ekstrem, kekerasan dan kelaparan.

Mereka menyatakan bahwa kemiskinan adalah pelanggaran hak asasi manusia dan menegaskan perlunya bersatu untuk memastikan bahwa hak-hak ini dihormati. Keyakinan ini tertulis di sebuah batu peringatan yang diresmikan pada hari ini.

Sejak saat itu, orang-orang dari semua latar belakang, keyakinan dan asal sosial telah berkumpul setiap tahun pada tanggal 17 Oktober untuk memperbarui komitmen mereka dan menunjukkan solidaritas mereka dengan orang miskin. Replika batu peringatan telah diresmikan di seluruh dunia dan berfungsi sebagai tempat berkumpul untuk merayakan hari itu.

Salah satu replika tersebut terletak di taman Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa dan merupakan lokasi peringatan tahunan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

Melalui resolusi 47/196 yang diadopsi pada 22 Desember 1992, Majelis Umum PBB menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan dan mengajak semua negara untuk mendedikasikan hari tersebut guna menghadirkan dan mempromosikan, sebagaimana mestinya dalam konteks nasional, kegiatan-kegiatan konkret terkait pemberantasan kemiskinan dan kemelaratan.

Tanggal 17 Oktober merupakan kesempatan untuk menghargai upaya dan perjuangan masyarakat miskin, kesempatan bagi mereka untuk menyuarakan aspirasi mereka, dan momen untuk menyadari bahwa masyarakat miskin adalah yang pertama berjuang melawan kemiskinan. Partisipasi masyarakat miskin sendiri telah menjadi inti perayaan hari ini sejak awal.

Peringatan 17 Oktober juga mencerminkan kesediaan masyarakat miskin untuk menggunakan keahlian mereka guna berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan.

Tema Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan 2025

Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan 2025 mengusung tema "Ending social and institutional maltreatment by ensuring respect and effective support for families".

Tema tahun ini berfokus pada mengakhiri perlakuan buruk sosial dan kelembagaan dengan memastikan rasa hormat dan dukungan efektif bagi keluarga, dengan tujuan yang jelas, yaitu mengutamakan mereka yang terbelakang dan membangun lembaga yang membantu keluarga tetap bersatu, berkembang, dan membentuk masa depan mereka sendiri.

Keluarga miskin sering menghadapi stigma dan praktik hukuman di tempat-tempat yang seharusnya membantu, seperti sekolah, klinik, kantor kesejahteraan sosial, dan sistem perlindungan anak. Para ibu tunggal, keluarga adat, dan kelompok-kelompok yang secara historis terdiskriminasi melaporkan adanya penghakiman dan kendali yang mengikis kepercayaan dan wewenang, terkadang berujung pada perpisahan keluarga akibat kemiskinan yang mengakibatkan dampak emosional dan sosial yang berkepanjangan bagi anak-anak dan orang tua.

Untuk mengubah arah, tema Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan 2025 mendesak tiga perubahan:

  • Dari kendali ke kepedulian: Rancang layanan yang berawal dari kepercayaan. Kurangi persyaratan yang bersifat menghukum, sederhanakan dokumentasi, dan utamakan interaksi yang saling menghormati dan berpusat pada individu.
  • Dari pengawasan ke dukungan: Seimbangkan kembali investasi dari pemantauan dan pemindahan menuju layanan penguatan keluarga: dukungan pendapatan, pengasuhan anak yang berkualitas, perumahan yang layak, perawatan kesehatan mental, dukungan pengasuhan anak, dan akses ke keadilan.
  • Dari atas ke bawah hingga solusi yang diciptakan bersama: Melibatkan keluarga yang hidup dalam kemiskinan di setiap tahap-penilaian, desain, penganggaran, penyampaian, dan evaluasi-sehingga kebijakan mencerminkan kebutuhan dan kendala nyata.

(kny/imk)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |