Pemerintah Bicara Tantangan Geopolitik, Dorong 'Bridge Diplomacy' APEC 2025

8 hours ago 3

Jakarta -

Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirasi/BKPM, Tirta Nugraha Mursitama, berbicara mengenai fragmentasi geopolitik dan dampaknya terhadap perekonomian dunia. Dia mendukung kepemimpinan Korsel dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 untuk menjembatani kekuatan besar dan menengah dalam mengatasi tantangan dunia saat ini.

Hal itu disampaikan Tirta dalam diskusi Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) bekerja sama dengan The Korea Foundation di Jakarta pada 13 Oktober 2025 lalu yang mengangkat tema 'APEC at The Crossroads: Building Bridges for Regional Growth'. KTT APEC bakal digelar di Gyeongju pada 27 Oktober hingga 1 November 2025.

Tirta mengawali penjelasannya dengan berbicara mengenai tantangan dunia saat ini yang penuh dengan ketidakpastian. Ekonomi dunia melambat akibat tensi geopolitik yang meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, Tirta menjelaskan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang melandasi kebijakan BKPM, khususnya terkait proses hilirasasi dan pengembangan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

"Kami memahami bahwa Presiden Prabowo selalu menegaskan bahwa hilirisasi merupakan salah satu instrumen penting dalam mendorong industrialisasi," ujar Tirta.

Tirta juga menyampaikan target pemerintah mengenai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Dia menekankan bahwa investasi menjadi faktor penting dalam mewujudkan target tersebut.

Barulah kemudian Tirta memaparkan kontribusi investasi Korsel di Indonesia. Dia mengatakan perusahaan Korsel telah berinvestasi di berbagai sektor, mulai dari makanan, bioskop, pusat perbelanjaan hingga transportasi.

"Yang ingin saya katakan adalah investasi Korea Selatan mempunyai peran penting dalam ekonomi Indonesia," ujar Tirta.

Setelah itu, dia menyampaikan realisasi investasi Korsel di Indonesia pada periode 2020-2024. Nilai investasi Korsel terus meningkat sejak 2021 dengan angka USD11,3 miliar pada 2024.

Tirta mengatakan Korsel saat ini menempati peringkat 7 dalam penanaman modal asing terbesar di Indonesia. Sektor utama investasi Korsel mencakup utilitas (listrik, gas, dan air), otomotif, mesin dan elektronika.

"Meskipun Korsel nomor 7 tetapi mereka berinvestasi dalam electricity, gas, water, automotive, machinery and electronics, and focus on the downstreaming. Berarti mereka tidak hanya membawa uang tetapi juga membawa juga teknologi, membawa kompetensi, sumber daya manusia, dan transfer ke mitra lokal di Indonesia," imbuh dia.

Tirta lalu berbicara kepemimpinan Korsel di KTT APEC 2025. Dia mendukung keketuaan Korsel di APEC yang mengusung konsep 'bridge diplomacy' yakni menempatkan Korsel sebagai penghubung antara kekuatan besar dan kekuatan menengah.

Menurut dia, ada beberapa bidang potensial untuk peningkatan kerja sama dalam KTT APEC mulai dari peningkatan ketahanan rantai pasok, transformasi digital dan energi terbarukan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi dan investasi bersama.

"Indonesia harus memainkan peran yang lebih besar dalam kepemimpinan Korea di APEC tahun ini," imbuh dia.

(knv/fjp)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |