Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan jika Indonesia tidak melakukan upaya untuk mengurangi sumbangan emisi gas rumah kaca, maka emisi karbon nasional diperkirakan bisa menembus 2 miliar ton CO2 ekuivalen.
"Kalau kita tidak melakukan aksi mitigasi dengan sangat serius, maka tingkat emisinya sangat tinggi, hampir mencapai 2 miliar ton CO₂ ekuivalen," ujarnya dalam acara Pembukaan Indonesia Climate Change Forum (ICCF) III 2025, di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (22/10/2025).
Hanif menekankan bahwa krisis iklim sudah bukan lagi isu masa depan, melainkan kondisi nyata yang saat ini dihadapi, khususnya di wilayah sekitar Jakarta. Udara, air, dan keanekaragaman hayati di wilayah Jabodetabek saat ini dinilai sudah berada dalam kondisi memprihatinkan.
"Hampir tidak ada sungai yang bersih untuk Jabodetabek ini," tegasnya.
Dia menjelaskan bahwa target pengurangan emisi sebesar 43% pada 2030 dan 60% pada 2035, berdasarkan angka referensi tahun 2019, masih belum tercapai.
Dengan begitu, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk menekan emisi. Indonesia berpegang pada target yang tertuang dalam Paris Agreement dan telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021, serta diperkuat dengan Perpres Nomor 110 Tahun 2025.
"Di tahun 2030 kita masih lebih tinggi dari garis emisi di tahun 2019. Di tahun 2035 kita juga masih tinggi dari garis yang dimandatkan," tambahnya.
Faisol juga mengingatkan bahwa upaya mitigasi iklim bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga moral dan keberlanjutan generasi. Faisol pun mengajak semua pihak untuk berkolaborasi membangun nilai ekonomi karbon yang berintegritas dan tidak disalahgunakan.
"Ilmu pengetahuan mungkin boleh salah tetapi ilmu pengetahuan tidak boleh bohong," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: 5 Tahun "Climate Solutions Partnership" Tekad RI Kurangi Emisi