Lengkap! Begini Outlook Ekonomi Global Versi IMF dan Bank Dunia

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua lembaga internasional, IMF dan World Bank (Bank Dunia) memperkirakan geliat ekonomi global akan suram pada tahun ini, membuat mereka menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Dalam dokumen World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun ini menjadi 2,8%, dari sebelumnya mereka perkirakan bisa tumbuh 3,3%.

Pemangkasan ramalan pertumbuhan ekonomi IMF ini didasari dari perang dagang melalui pengenaan tarif tinggi oleh Amerika Serikat (AS) dan seluruh negara mitra dagangnya, hingga kebijakan publik yang tak pasti kerap dikeluarkan para pemimpin negara-negara.

"Eskalasi ketegangan perdagangan yang cepat dan tingkat ketidakpastian kebijakan yang sangat tinggi akan berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi global," sebagaimana tertulis dalam laporan IMF, Selasa (29/4/2025).

Untuk kawasan Eropa, mereka perkirakan pertumbuhan ekonominya akan merosot dari 1,8% tahun lalu, menjadi hanya 1,4% tahun ini. Asia dari 4,6% menjadi hanya 3,9%, Timur Tengah dan Asiang Tengah naik dari 2,4% menjadi 3%, dan Sub Sahara-Afrika dari 4% menjadi 3,8%.

Untuk kawasan Amerika Utara proyeksi pertumbuhan ekonominya turun dari 2,6% menjadi 1,6%, Amerika Selatan masih mampu tumbuh dari 2,2% menjadi 2,5%, Amerika Tengah dari 3,9% menjadi 3,8%, dan Kepuluan Karibia 12,1% menjadi 4,2%.

Adapun World Bank, baru merilis proyeksi ekonomi khusus kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dalam laporan Regional Economic Update 2025, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan melambat ke angka 4% pada 2025, turun 1% dibandingkan realisasi 5% pada 2024.

Bank Dunia menjelaskan situasi global yang tidak menentu berdampak kepada kepercayaan dunia usaha dan konsumen, menghambat investasi dan konsumsi. Pembatasan perdagangan akan berdampak terhadap tingkat ekspor Asia Timur dan Pasifik, sementara pertumbuhan global yang melambat kemungkinannya akan menurunkan permintaan eksternal lebih jauh.

"Prospek tercapainya pertumbuhan yang lebih tinggi ataupun lebih rendah sebagian bergantung pada prospek pertumbuhan yang lebih luas, dan juga pada bagaimana beragam kebijakan di tingkat negara menghadapi ketidakpastian di tataran global," ujar Bank Dunia dalam laporannya.

Bank Dunia merekomendasikan tiga tanggapan kebijakan. Pertama, pemanfaatan teknologi baru dapat mendorong produktivitas yang bisa menghasilkan penciptaan lebih banyak lapangan kerja seperti yang terjadi di Malaysia dan Thailand.

Kedua, reformasi untuk mendorong kompetisi, terutama di sektor jasa, dapat membuka berbagai peluang ekonomi seperti yang terjadi di Vietnam. Ketiga, kerja sama internasional yang lebih luas dapat meningkatkan ketahanan.

"Suatu kombinasi antara teknologi baru dengan reformasi yang kokoh serta kerja sama inovatif dapat membantu negara-negara di kawasan ini dalam menghadapi situasi saat ini maupun berbagai tantangan jangka panjang." kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo.

"Itu adalah resep untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan pekerjaan yang lebih baik."


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi RI 2025 Jadi 4,7%

Next Article Cerita Sri Mulyani Keluarkan RI dari Komplotan Negara 'Sakit-sakitan'

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |