KPK Usut PAW Maria Lestari, PDIP Tuding 'Lembaga Gosip'

3 hours ago 4

Jakarta -

KPK mendalami indikasi suap proses pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR Fraksi PDIP, Maria Lestari (ML), yang diduga polanya mirip perkara suap PAW buron Harun Masiku (HM). Juru bicara (jubir) PDIP, Guntur Romli, menilai KPK membuat isu baru dalam perkara yang menyeret Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

"Alih-alih fokus pada kasus suap yang dituduhkan pada Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, KPK malah membuat isu baru yang tujuannya untuk menggiring opini publik," kata Guntur kepada wartawan, Sabtu (11/1/2024).

Dengan pernyataan KPK terkait Maria Lestari, Guntur menilai semakin terang upaya KPK melakukan politisasi dan kriminalisasi terhadap Hasto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tak layak KPK menyampaikan informasi yg masih berdasarkan 'indikasi', 'dugaan', 'asumsi', dan 'spekulasi' harusnya KPK menyampaikan berdasarkan bukti & fakta hukum, kecuali KPK ingin menjadi 'lembaga gosip' bukan pemberantasan korupsi," ujarnya.

Apa yang disampaikan KPK berdasarkan indikasi, menurut Guntur, berpotensi merupakan bentuk nyata pengalihan isu laporan masyarakat terhadap KPK terkait dugaan korupsi dan pencucian uang Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya setelah pengumuman OCCRP.

"Apalagi kasus PAW tidak hanya terjadi di PDI Perjuangan, tapi juga parpol-parpol lain, dengan hanya melacak kasus PAW di PDI Perjuangan jelas terungkap cara 'tebang pilih' KPK," imbuhnya.

Maria Lestari merupakan anggota DPR Fraksi PDIP yang prosesnya menjadi legislator adalah melalui pergantian antarwaktu. KPK saat ini sedang menelusuri keterkaitan Maria Lestari karena terindikasi memiliki pola yang sama dengan Harun Masiku yaitu sama-sama diurus Hasto Kristiyanto.

Ketua KPK Setyo Budiyanto saat mengumumkan Hasto sebagai tersangka KPK, pernah menyebut nama Maria Lestari pada 24 Desember 2024 lalu. Setyo awalnya menjelaskan Hasto telah melakukan berbagai upaya untuk menempatkan Harun Masiku di DPR RI, salah satu upayanya yakni membujuk Rizky Aprilia yang mendapatkan suara tinggi di Dapil 1 Sumatera Selatan (Sumsel), agar mundur supaya posisinya diganti dengan Harun, namun Rizky menolaknya.

"Oleh karenanya, upaya-upaya tersebut belum berhasil, maka Saudara HK (Hasto Kristiyanto) bekerja sama dengan Saudara Harun Masiku, kemudian Saiful Bahri dan Saudara DTI (Donny Tri Istiqomah) melakukan upaya penyuapan kepada Wahyu Setiawan dan Agustinus Tio, yang mana diketahui Wahyu merupakan kader dari partai yang menjadi komisioner di KPU," ujar Setyo saat itu.

Setyo mengatakan pada 31 Agustus 2019, Hasto menemui Wahyu dan mengusulkan PAW dua nama yakni Maria Lestari dan Harun Masiku. Namun, yang berhasil menjabat di kursi DPR hanya Maria Lestari saja.

"Bahkan tanggal 31 Agustus 2019 Saudara HK menemui Wahyu Setiawan untuk dan meminta memenuhi dua usulan yang diajukan oleh Saudara HK yaitu yang pertama adalah Maria Lestari Dapil I Kalbar (Kalimantan Barat), Harun Masiku Dapil I Sumsel, ini yang berhasil hanya untuk Kalbar saja," jelas Setyo.

Adapun dalam proses PAW ini Hasto diduga mengeluarkan uang untuk menyuap Wahyu. Sebagian uang yang dipakai diduga untuk menyuap Wahyu adalah uang Hasto.

"Kemudian dari proses penyidikan ditemukan bukti petunjuk bahwa sebagian uang yang digunakan untuk menyuap berasal dari Saudara HK. Bahwa dalam proses perencanaan sampai dengan penyerahan uang tersebut, Saudara HK mengatur dan mengendalikan Saiful Bahri dan DTI (Donny Tri Istiqomah) dalam memberikan suap komisioner KPU Wahyu Setiawan," ungkapnya.

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |