Kemensos Kembangkan Kampung Berdaya Bidang Peternakan di Magelang

7 hours ago 2

Jakarta -

Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperluas program 'Kampung Berdaya Kemensos' sebagai upaya pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Setelah sukses mengembangkan Kampung Berdaya bidang kerajinan anyaman di Gunungkidul, program ini pun diperluas ke sektor peternakan dengan menggandeng masyarakat di Desa Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Program Kampung Berdaya Kemensos sendiri dirancang agar masyarakat miskin ekstrem, miskin, dan rentan dapat menjadi lebih produktif serta berdaya secara ekonomi. Dalam pelaksanaannya, Kampung Berdaya membangun ekosistem ekonomi produktif yang terintegrasi, mencakup proses kreasi, produksi, distribusi, hingga konsumsi yang disesuaikan dengan potensi lokal di setiap wilayah.

Konsep ini juga menekankan tanggung jawab sosial masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan, bukan sekadar penerima manfaat. Hasil akhirnya, masyarakat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyerahkan 25 ekor kambing jenis saanen hasil kolaborasi antara Kemensos dan PT Tresno Jamu Indonesia Cilacap kepada 25 penerima manfaat pada Minggu (25/10). Para penerima berasal dari enam desa, yaitu Kajoran, Pucungroto, Kalirejo, Tanjunganom, Ngadirejo, dan Bigaran.

Bantuan tersebut menjadi langkah awal pengembangan ekonomi warga berbasis potensi lokal. Kambing saanen dikenal sebagai penghasil susu dengan produktivitas tinggi. Nantinya, hasil susu akan dikelola bersama PT Tresno Jamu Indonesia untuk diolah dan dipasarkan, bahkan membuka peluang ekspor.

Agus menyebut program ini menjadi titik awal bagi masyarakat untuk bertransformasi menuju kemandirian.

"Ini awal, starting point bagi masyarakat untuk hijrah, berubah menjadi lebih berdaya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (26/10/2025).

Ia juga menambahkan pemberdayaan ekonomi masyarakat sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan rakyat yang sejahtera dan mandiri.

"Pak Presiden ingin masyarakat Indonesia bisa gumuyu, bahagia, sejahtera, dan terpenuhi kebutuhannya. Karena itu, Kemensos bergerak lewat pemberdayaan agar masyarakat punya penghasilan sendiri, bukan terus bergantung pada bansos," sambungnya.

Lebih lanjut, Agus mengingatkan pentingnya peran para kepala desa dan tokoh masyarakat dalam membina warganya agar ikut berdaya dan berubah ke arah yang lebih baik.

"Mindset harus berubah. Ayo ayomi warganya supaya ikut berubah. Kita ingin masyarakat yang gemuyu, adil, dan makmur," tegasnya.

Ia pun menegaskan kembali komitmen Kemensos dalam memperkuat semangat pemberdayaan masyarakat melalui program Kampung Berdaya.

"Bismillah, semoga kolaborasi ini menjadi titik awal Kampung Berdaya Kemensos di bidang peternakan. Ini awal, tapi kita buktikan bahwa semangat pemberdayaan itu terus berjalan," tuturnya.

Pimpinan PT Tresno Jamu Indonesia, Arum menilai kolaborasi ini sebagai bukti sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun kemandirian desa.

"Ada dua potensi besar dari sini, yaitu peternakannya dan susu yang bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi. Kami akan upayakan agar potensi ini berkembang hingga bisa ekspor," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial, I Ketut Supena menjelaskan bahwa Kemensos terus mencari strategi agar penerima bantuan sosial tidak selamanya bergantung pada bantuan. Ia menekankan pentingnya pemberdayaan yang berkelanjutan agar masyarakat memiliki sumber penghasilan tetap dan mandiri.

"Peternakan kambing ini jadi salah satu bentuk pemberdayaan agar masyarakat memiliki pendapatan tetap dan mandiri. Nanti juga akan dikembangkan untuk ibu-ibu agar bisa ikut berdaya," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Desa Kajoran, Edi turut menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Sosial atas perhatian dan dukungan yang diberikan kepada masyarakat desanya.

"Bantuan ini membuka harapan baru bagi masyarakat kami. Kami butuh panduan yang terintegrasi antara pertanian dan peternakan, agar bisa mengangkat potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan," ucapnya.

Salah satu penerima manfaat dari Desa Ngadiharjo, Haidar Imama, juga menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang diterima. Ia berharap program ini dapat terus berlanjut dan membawa dampak positif bagi kelompok ternak di desanya.

"Senang sekali saya. Terima kasih kepada Kemensos. Semoga program ini berkelanjutan dan kelompok ternak kami makin maju," ungkapnya.

Sebelumnya, implementasi konsep Kampung Berdaya telah memberi dampak signifikan. Produk anyaman dari 150 KPM binaan Kemensos di Gunungkidul bahkan telah berhasil diekspor ke Amerika Serikat, bekerja sama dengan PT Out Of Asia, sebanyak empat kontainer.

Sebagai informasi, kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Sentra Antasena Magelang Supriyono, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Agung Suhartoyo, Camat Kajoran Pryuda Budi, serta jajaran perangkat desa dan para penerima manfaat.

(akd/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |