Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim potensi kesepakatan penjualan aset TikTok di AS masih terbuka di tengah perang dagang yang makin panas dengan China.
Platform video pendek TikTok adalah anak usaha ByteDance, perusahaan asal China. Pada awal 2024, Kongres AS didukung oleh Joe Biden menerbitkan undang-undang yang mengharuskan ByteDance menjual kepemilikan mayoritas di TikTok. Jika UU tersebut dilanggar, TikTok akan diblokir di AS.
Setelah Trump menjabat presiden menggantikan Biden, ia memperpanjang tenggat penjualan TikTok yang seharusnya jatuh pada akhir Januari.
Trump juga menyebut beberapa proposal penjualan TikTok ke entitas milik warga AS. Namun, beberapa anggota Kongres AS mengkritik kesepakatan yang disuarakan Trump.
"Kami sudah punya kesepakatan dengan orang-orang baik, beberapa perusahaan kaya raya bisa melakukannya. Namun, kita masih harus tunggu dan lihat, apa yang terjadi di China," kata Trump di Gedung Putih. "Masih terbuka, masih sangat mungkin."
Tenggat penjualan TikTok diperpanjang untuk kedua kalinya oleh Trump pada Jumat pekan lalu. Jika TikTok belum dijual pada 19 Juni 2025, platform yang punya 170 pengguna di AS tersebut akan diblokir.
Kesepakatan yang digaungkan Trump adalah mengalihkan TikTok ke perusahaan baru yang berbasis di AS dan dimiliki oleh investor AS. Setelah investor AS masuk, porsi kepemilikan entitas China di TikTok akan menyusut.
Mark Warner dan Ed Market, dua senator asal Partai Demokrat yang merupakan oposisi Trump, menyatakan bahwa Trump tak punya dasar hukum untuk memperpanjang tenggat penjualan. Mereka juga menuding kesepakatan yang diusulkan Trump, ilegal.
Tom Cotton, senator lainnya, memperingatkan bahwa para investor AS yang ingin memiliki TikTok harus memutus segala hubungan mereka dengan China.
Di sisi lain, pemerintah China diperkirakan tak akan menyetujui kesepakatan penjualan TikTok. Narasumber Reuters yang dekat dengan investor ByteDance, menyatakan Gedung Putih dan Beijing harus menyelesaikan sengketa tarif dulu.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: TikTok-Meta Tantang Aturan Australia, Desak Youtube Diblokir!
Next Article Putus Asa di Ujung Tanduk, TikTok Ngaku Platform Paling Penting