Menengok Calon Tambak Garam Raksasa RI di Dekat Laut Australia

5 hours ago 3
Daftar Isi

Rote Ndao, CNBC Indonesia - Matahari belum terbit ketika langkah pertama menuju Pulau Rote dimulai. Pukul 02.00 dini hari, kami lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta dalam penerbangan pagi menuju Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur. Inilah 'penerbangan mata merah' yang jadi awal dari perjalanan panjang menelusuri salah satu proyek ambisius pemerintah, yakni pembangunan tambak garam raksasa di pulau terluar Indonesia.

Setelah tiga jam terbang, kami tiba di Bandara El Tari, Kupang. Tapi perjalanan belum selesai. Masih ada perjalanan darat sekitar satu jam menuju Pelabuhan Tenau. Di pelabuhan ini, kami membeli tiket Kapal Cepat Express Bahari, satu-satunya transportasi laut reguler menuju Pulau Rote. Butuh waktu dua jam melintasi laut sebelum akhirnya kapal bersandar di Pelabuhan Ba'a, Rote Ndao.

Dari Ba'a, kami kembali menempuh perjalanan darat sejauh 42,6 kilometer, atau sekitar 1,5 jam berkendara. Jalanan lengang, udara terasa kering namun bersih, dan matahari mulai menyengat kulit. Akhirnya, kami tiba di lokasi Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN), tambak garam raksasa yang sedang dibangun pemerintah di atas lahan 1.193 hektare, bagian dari pengembangan tahap pertama.

Lahan yang akan dibuat tambak garam RI di Rote Ndao, NTT, (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Lahan yang akan dibuat tambak garam RI di Rote Ndao, NTT, (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Lahan yang akan dibuat tambak garam RI di Rote Ndao, NTT, (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Tambak Garam Raksasa dari Selatan

Rote Ndao bukan hanya kabupaten biasa. Ia adalah pulau terluar dan paling selatan di Indonesia. Letaknya berbatasan langsung dengan perairan Australia, dan kini ditunjuk sebagai pusat produksi garam nasional, bagian dari upaya mewujudkan swasembada garam pada tahun 2027 mendatang.

Tambak garam di sini tidak main-main. K-SIGN akan dibangun di atas total lahan 13.869 hektare, yang dibagi menjadi 10 zona berdasarkan topografi dan morfologi wilayah. Proyek ini juga terbagi ke dalam tiga tahap pembangunan.

Tahap pertama mencakup lahan seluas 1.193 hektare, dimulai pada tahun 2025 ini dengan anggaran sebesar Rp749,91 miliar. Tahap kedua akan dilanjutkan pada tahun 2026 seluas 9.541 hektare dengan dana Rp853,11 miliar, dan tahap ketiga seluas 3.135 hektare di 2027. Jika sesuai rencana, pembangunan tahap awal rampung akhir 2025, dan produksi perdana dimulai Maret 2026.

Penampakan calon tambak garam raksasa RI di Rote Ndao, NTT. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Penampakan calon tambak garam raksasa RI di Rote Ndao, NTT. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Penampakan calon tambak garam raksasa RI di Rote Ndao, NTT. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Dua Teluk, Satu Misi

Adapun lokasi tambak garam raksasa tahap pertama berada di antara jalan raya dan diapit oleh dua teluk. Dari sinilah air laut akan dialirkan ke tambak. Di atas lahan ini, proses produksi garam akan dimulai dari pengumpulan air laut, kemudian melalui tahapan penguapan, pemekatan, hingga akhirnya terbentuk kristal-kristal garam putih yang siap panen.

Kondisi alam di Rote sangat mendukung. Curah hujan rendah, sinar matahari melimpah, dan angin laut yang stabil membuatnya cocok sebagai basis pengembangan pergaraman modern nasional. Kawasan ini tidak hanya akan menjadi tambak, tetapi juga menjadi model rantai pasok industri garam dari hulu ke hilir, yang melibatkan kemitraan petambak garam dan industri, serta dukungan pembiayaan dari pemerintah senilai Rp2 triliun.

Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono melakukan peninjauan sekaligus melihat langsung penandatanganan perjanjian kerjasama pembangunan modeling lahan garam, antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Bupati Rote Ndao di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/6/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono melakukan peninjauan sekaligus melihat langsung penandatanganan perjanjian kerjasama pembangunan modeling lahan garam, antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Bupati Rote Ndao di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/6/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono melakukan peninjauan sekaligus melihat langsung penandatanganan perjanjian kerjasama pembangunan modeling lahan garam, antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Bupati Rote Ndao di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/6/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Harapan dari Ujung Negeri

Melihat bentangan lahan yang luas dan rencana besar di atasnya, terasa betapa proyek ini bukan sekadar soal garam. Ia menyimpan harapan akan kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Bukan tidak mungkin, dari pulau kecil di ujung selatan negeri, Indonesia akan bangkit sebagai negara produsen garam industri kelas dunia.

Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono memastikan garam hasil produksi Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), kualitasnya setara dengan garam asal Australia, khususnya dari wilayah Dampier.

"Luasan lahannya (modeling tambak garam di Rote Ndao) lebih dari 10 ribu hektare. Kalau lebih dari 10 ribu hektare itu kita bisa memproduksi 2,6 juta ton per tahun, dan menurut saya mungkin bisa sampai 3 juta ton per tahun. Nah kalau itu terjadi, ini garam yang dihasilkan sudah premium, yang paling bagus, yang CAMG-nya (calcium magnesium) sudah hampir mendekati nol. Jadi sangat bagus untuk industri," kata Trenggono saat ditemui usai peluncuran proyek Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, NTT, Selasa (3/6/2025).

Pernyataan itu bukan tanpa dasar. Trenggono menjelaskan, air dari danau garam di Rote Ndao telah diuji laboratorium. Hasilnya, salinitas sangat bagus. Di mana hasil uji sampel terhadap kadmium (Cd) terlarut, Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) terlarut negatif, atau tidak terdapat logam berat yang terkandung.

"Air yang ada di danau itu sudah dicek oleh Pak Dirjen (Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara). Dan hasil laboratorium-nya, salinitasnya sangat bagus. Kandungan besinya nol, lalu mineral-mineral lain, logam-logam juga nol. Jadi sangat bagus. Sehingga dengan demikian kita meyakini ini adalah setara dengan Dampier, setara dengan Australia. Dan kalau kita tarik garis lurus, sama ini satu garis (dengan Dampier)," ujarnya, merujuk pada posisi geografis Rote yang sejajar dengan Dampier, Australia Barat.

Adapun untuk memastikan keberlanjutan industri, pemerintah menggandeng PT Garam sebagai BUMN penggerak utama. Perusahaan ini akan menjadi mitra strategis dalam mendampingi petambak dan menyerap hasil produksi.

"PT Garam harus berperan di sini, karena pemerintah tidak bisa berperan sebagai pelaku. Kita produksi di hulu, kemudian kita akan serahkan kepada PT Garam di hilirnya, (untuk kemudian diolah menjadi) garam industri," terang dia.

Nantinya, kata Trenggono, pabrik pengolahan garam industri juga akan dibangun di Rote Ndao. Sehingga seluruh proses produksi garam nasional akan berpusat di pulau terluar dan paling Selatan Indonesia ini.

"Pabriknya akan dibangun di sini juga. (Lokasinya?) nanti biar Dirut PT Garam yang cari. Suruh cari dia sekarang, biar dia sudah kerja. Ini dari tadi dia (Dirut PT Garam) telat terus mikirnya, karena lagi mikirin lokasi (pabriknya) mau dibangun di mana. Tapi nggak masalah, yang penting setelah garamnya sudah CAMG-nya nol, kemudian kandungan mineral logamnya nil. Saya punya keyakinan ini hasilnya bagus," pungkasnya.

Dengan langkah-langkah konkret ini, swasembada garam 2027 tampaknya bukan lagi mimpi. Ia sedang dibangun, setahap demi setahap, di tanah panas dan berangin, tempat di mana kristal-kristal harapan mulai tumbuh.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Setop Impor Demi Swasembada Garam, Petani Bisa Ikut Sejahtera?

Next Article Trenggono Turun Gunung Cek Langsung Calon Tambak Garam Raksasa RI

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |