Jakarta -
Penutupan jembatan penyeberangan orang (JPO) kolong flyover Kalibata, Jakarta Selatan, berimbas pada sulitnya akses jalan bagi siswa SD yang hendak berangkat ke sekolahnya. Hal itu membuat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani merasa prihatin.
"Cukup prihatin dengan permasalahan ini, ternyata masih ada persoalan anak-anak yang memiliki kendala ketika hendak ke sekolah," kata Rany kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).
Rany menyebut cara siswa memanjat pagar JPO yang ditutup untuk menyeberangi jembatan di atas sungai itu beresiko dan berbahaya. Ia pun mendorong agar masalah penutupan JPO kolong flyover Kalibata itu segera diatasi oleh pemangku kepentingan di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga jajaran pemangku kepentingan di wilayah tersebut bisa segera memberikan solusi terbaik. Sehingga para siswa yang terdampak penutupan JPO dapat pergi ke sekolah dengan nyaman dan aman terhindar dari bahaya laka lantas," ucap Rany.
"Sehingga Juna dan para Juna lainnya tetap dapat berangkat ke sekolah dengan sebagaimana mestinya," tambahnya.
Seperti diketahui, penutupan akses JPO kolong flyover Kalibata dikeluhkan banyak warga. Siswa SD bahkan mengeluh akses jalan ke sekolahnya kini jadi sulit imbas penutupan itu.
Siswa itu adalah Muhammad Juna (12), siswa kelas 6 SDN Rawajati 05 Pagi, tiap harinya mengakses JPO itu untuk pergi pulang sekolah dari Cililitan-Rawajati. Sudah hampir sebulan ini Juna harus memanjat pagar agar bisa lewat.
"Iya jadi susah buat pulang pergi ke sekolah. Kadang kalau nggak diantar, pagi saya harus lewat sini. Kalau pulang pasti lewat sini," kata Muhammad Juna (12) saat bersua dengan detikcom di lokasi, Jumat (7/2).
Juna mengaku orang tuanya tahu mengenai kondisi akses JPO saat ini. Namun tak ada pilihan lain selain mengakses JPO dengan memanjat untuk menyeberangi Sungai Ciliwung.
"Kalau di sini harus manjat atau lewat samping. Ya bahaya juga sih. Orang tua tahu. Tapi ya mau gimana lagi, jalannya cuma ini," jelas dia.
Memanjat atau melewati pembatas samping JPO berisiko jatuh ke Sungai Ciliwung. Hal itu disadari Juna, namun dia juga menyebut risiko yang sama bila lewat flyover yang tak dilengkapi trotoar.
"Takut sih takut, cuma satu-satunya jalan ke rumah ya lewat sini. Kalau lewat atas susah jalannya, lebih ngeri (tabrak mobil-motor)," jelasnya.
Juna berharap JPO itu segera dibuka lagi. Menurutnya, JPO di kolong flyover itu banyak digunakan warga untuk beraktivitas.
"Harapan saya sih dibuka sepenuhnya saja. Kan buat jalan kita sekolah juga. Banyak yang pakai," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, akses JPO itu ditutup imbas banyaknya tawuran di kawasan itu. Namun JPO itu juga digunakan aktivitas warga sehari-hari.
(fas/aud)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu