Jakarta, CNBC Indonesia - Layanan streaming, Netflix mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 13% selama kuartal pertama tahun 2025. Capaian tersebut diatas ekspektasi yang didorong oleh pendapatan langganan dan iklan. Pendapatan pada kuartal pertama melonjak hampir 13% dari tahun ke tahun, mencapai US$ 10,54 miliar.
Pada akhir Januari, perusahaan menaikkan harga secara keseluruhan, di antaranya menaikkan paket standarnya menjadi US$ 17,99 per bulan, paket yang didukung iklan menjadi US$ 7,99, dan paket premium menjadi US$ 24,99.
Capaian tersebut untuk pertama kalinya perusahaan raksasa streaming ini tidak mengungkapkan data pelanggan kuartalan, karena mereka mengubah strateginya untuk fokus pada pendapatan dan metrik keuangan lainnya sebagai indikator kinerja.
Pendapatan Netflix juga menjadi sorotan di tengah saham-saham media tradisional terpukul oleh gejolak pasar yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump.
Netflix memproyeksikan pendapatan sepanjang tahun 2025 dapat mencapai dikisaran US$ 43,5 miliar dan US$ 44,5 miliar.
"Tidak ada perubahan material pada prospek bisnis kami secara keseluruhan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan mengutip CNBC Internasional, Minggu (20/4).
Co-CEO Netflix Greg Peters mengatakan mengaku, para investor khawatir tentang potensi dampak tarif terhadap pengeluaran dan kepercayaan konsumen.
"Berdasarkan apa yang kami lihat dengan benar-benar menjalankan bisnis saat ini, tidak ada yang benar-benar signifikan untuk dicatat," ungkapnya.
Di sisi lain, perusahaan merasa tenang karena secara historis, industri hiburan cukup tangguh di masa ekonomi yang sulit. "Netflix, secara khusus, juga secara umum cukup tangguh. Kami belum melihat adanya dampak besar selama masa-masa sulit tersebut, meskipun dalam sejarah yang lebih singkat," kata Peters.
Saham Netflix naik sekitar 2% dalam perdagangan yang diperpanjang pada hari Kamis lalu.
Adapun kinerja perusahaan pada kuartal yang berakhir pada 31 Maret 2025, dibandingkan dengan estimasi yang disusun oleh LSEG yaitu, laba per saham US$ 6,61 atau lebih tinggi US$ 5,71 dari target. Lalu, pendapatan naik tipis menjadi US$ 10,54 miliar dari target yang sebesar US$ 10,52 miliar.
Sementara laba bersih mencapai US$ 2,89 miliar, atau US$ 6,61 per saham. Capaian tersebut naik dari US$ 2,33 miliar, atau US$ 5,28 per saham, pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Netflix telah bersandar pada iklan karena merespon pertumbuhan pelanggan yang melambat. "Fokus utama pada tahun 2025 adalah meningkatkan kemampuan kami untuk para pengiklan," katanya.
Perusahaan ini meluncurkan platform teknologi iklan internal pada awal April di AS, dengan rencana untuk memperluas ke pasar-pasar lain dalam beberapa bulan mendatang.
"Kami percaya bahwa platform teknologi iklan kami merupakan dasar dari strategi iklan jangka panjang kami," kata perusahaan tersebut.
"Seiring berjalannya waktu, platform ini akan memungkinkan kami untuk menawarkan pengukuran yang lebih baik, penargetan yang lebih baik, format iklan yang inovatif, dan kemampuan programatik yang lebih luas," tulis Netflix.
(rob/haa)
Saksikan video di bawah ini: