Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto secara kompak berada di zona hijau berdasarkan 25 kategori yang ada. Hal ini terjadi usai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan soal penundaan tarif terhadap banyak negara selama 90 hari.
Dilansir dari coinmarketcap.com, pada hari ini Kamis (10/4/2025) pukul 09:30 WIB, Bitcoin naik 8,42% ke angka US$82.314 dalam 24 jam terakhir. Begitu pula dengan Ethereum yang terbang 13,46%.
Lebih lanjut, berdasarkan laman coinglass.com, keseluruhan kategori mengalami apresiasi secara serempak.
Kategori AI Agents terbang 13,8%, kemudian Memes melesat 13,1%, dan DeFAI menanjak 12,9%.
Trump Tunda Tarif Selama 90 Hari
Trump mengumumkan penangguhan tarif timbal balik selama 90 hari untuk sebagian besar negara, dengan pengecualian China, yang tarifnya justru dinaikkan dari 104% menjadi 125%.
Langkah ini menandai perubahan dari sikap awal Trump yang mendukung tarif tinggi dan sempat menyebabkan gejolak besar di pasar keuangan.
Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menyatakan bahwa jeda tarif ini hanya berlaku bagi negara-negara yang tidak melakukan tindakan balasan terhadap AS. Selama periode ini, tarif dasar sebesar 10% tetap akan diberlakukan secara menyeluruh.
Keputusan Trump datang setelah beberapa hari spekulasi pasar dan hanya beberapa jam setelah China menaikkan tarif atas barang-barang AS menjadi 84%, naik dari 34% yang diumumkan sebelumnya.
Komisi Tarif Dewan Negara China menyebut langkah AS sebagai "kesalahan demi kesalahan" dan menuduh Washington melanggar norma perdagangan internasional. Trump menanggapi dengan mengatakan bahwa perilaku China terhadap pasar global tidak dapat diterima dan praktik perdagangan tidak adil mereka harus dihentikan.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mengatakan bahwa jeda tarif ini memang selalu menjadi bagian dari strategi jangka panjang Trump dan menyebut waktu pengumumannya sebagai langkah "berani.".
Dia dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick mendampingi Trump saat pengumuman dilakukan. Bessent menambahkan bahwa negara-negara yang tidak membalas akan "diganjar," dan bahwa Trump akan terlibat langsung dalam negosiasi perdagangan selanjutnya.
Namun, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan kepada Kongres bahwa ia tidak diberi tahu sebelumnya tentang jeda tarif ini, meskipun ia sudah mengetahui bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi.
China merespons dengan menyatakan akan mengurangi ketergantungan pada barang-barang asal AS dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, sinyal bahwa mereka siap untuk meningkatkan ketegangan.
Wendong Zhang dari Universitas Cornell mencatat bahwa para pemimpin China kali ini mendapat dukungan publik yang lebih luas dibandingkan perang dagang tahun 2018-2019.
Para ekonom tetap bersikap hati-hati. Joe Brusuelas dari RSM US memperingatkan bahwa jeda ini mungkin hanya menunda resesi yang hampir tak terhindarkan, mengingat guncangan ekonomi yang terus berlanjut. Goldman Sachs mempertahankan prediksi resesi sebesar 45%. Jake Colvin dari Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional menyebut jeda ini sebagai langkah positif, tetapi menyoroti bahwa tarif dasar 10% masih berlaku, bersama dengan tarif tinggi atas baja, aluminium, mobil, dan kemungkinan barang-barang lainnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)