Jakarta, CNBC Indonesia - Tim negosiator pemerintah Presiden Prabowo Subianto kini berada di Amerika Serikat (AS) untuk berunding soal tarif timbal balik (resiprokal) yang diberikan Presiden Donald Trump sebesar 32% ke Indonesia.
Pernyataan resmi terkait hasil dari negosiasi awal diumumkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono, dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, langsung dari Washington AS, Kamis malam waktu setempat atau Jumat (18/4/2025) waktu RI.
Lalu apa saja hasilnya?
Dalam konferensi pers secara daring, Airlangga mengatakan, Pemerintah Indonesia dan AS sepakat untuk menyelesaikan perundingan tarif perdagangan bilateral sesegera mungkin. Kesepakatan ini tercapai usai pertemuan delegasi Indonesia dengan US Trade Representative (USTR) dan Departemen Perdagangan AS di Washington, DC.
"Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari dan sudah disepakati kerangka berikut acuannya dan formatnya pun juga disepakati," ujarnya.
Ia mengatakan langkah ini merupakan respons cepat atas kebijakan tarif baru AS yang berdampak pada sejumlah produk ekspor Indonesia seperti garmen, alas kaki, tekstil, furniture, hingga udang. Dengan tambahan tarif 10% yang mulai diberlakukan sejak awal bulan ini, bea masuk produk Indonesia ke AS melonjak hingga 47%, jauh lebih tinggi dibandingkan tarif negara pesaing seperti Vietnam dan Thailand.
"Tarif ini berdampak besar pada daya saing ekspor kita. Bahkan, sejumlah pembeli meminta agar beban tambahan ini bisa dinegosiasikan ulang," tambahnya lagi.
Dilanjutkan Airlangga, RI pun memberikan proposal untuk meredakan tensi perdagangan. Isinya antara lain:
1. Peningkatan pembelian energi dari AS, seperti LNG dan sweet crude oil
2. Komitmen pembelian produk agrikultur, termasuk gandum
3. Peningkatan impor barang modal dan produk hortikultura AS
4. Dukungan bagi investasi perusahaan AS di Indonesia, termasuk percepatan perizinan
5. Kerja sama strategis dalam sektor mineral kritis
6. Penguatan kolaborasi SDM di bidang pendidikan, STEM, ekonomi digital, dan layanan keuangan
"Format dan acuan framework-nya sudah disepakati. Akan ada pertemuan lanjutan dalam satu hingga tiga putaran. Harapannya dalam 60 hari, kesepakatan dapat difinalisasi," ujar Airlangga lagi.
Sebagai catatan, Indonesia termasuk salah satu negara pertama yang langsung merespons pengenaan tarif AS dan melakukan perundingan bilateral. Sebelumnya, negara seperti Jepang, Italia, dan Vietnam juga telah mengajukan dialog serupa dengan Washington.
Kesepakatan ini diharapkan mampu menciptakan hubungan dagang yang lebih adil dan berimbang. Termasuk menjaga keberlanjutan ekspor Indonesia ke pasar AS.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Negosiasi Tarif Trump, RI Siap Tambah Impor dari AS
Next Article Senjata Makan Tuan! Perang Dagang Jilid 2 Trump Makan Korban Warga AS