Jakarta, CNBC Indonesia - Perseteruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Universitas Harvard terus berlanjut. Kali ini, Trump menyebut kampus terbaik itu aib negara.
Perseteruan Harvard dan Trump terjadi lantaran kampus itu menolak permintaannya terkait tuntutan yang melanggar hukum untuk merombak program akademik, termasuk penanganan aktivitas demonstrasi pro-Palestina di kampusnya.
Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada Selasa bahwa ia sedang mempertimbangkan apakah akan mengakhiri status bebas pajak Harvard jika terus mendorong apa yang disebutnya "bersifat politis, ideologis, dan terinspirasi/mendukung teroris".
Lalu, pada Kamis, ia menyebut Harvard sebagai "aib," dan juga mengkritik yang lain. Ketika ditanya tentang laporan bahwa Internal Revenue Service berencana untuk mencabut status bebas pajak Harvard, Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia tidak berpikir keputusan akhir telah dibuat, dan mengindikasikan sekolah-sekolah lain sedang dalam pengawasan.
"Saya tidak terlibat di dalamnya," katanya kepada Reuters. "Saya membaca tentang hal itu sama seperti Anda, tetapi status bebas pajak, maksud saya, itu adalah sebuah hak istimewa. Itu benar-benar sebuah hak istimewa, dan telah disalahgunakan oleh lebih dari sekadar Harvard."
"Ketika Anda melihat apakah itu Columbia, Harvard, Princeton, saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi ketika Anda melihat betapa buruknya tindakan mereka dan dalam hal lain juga. Jadi, kami akan, kami akan mencermatinya dengan sangat seksama."
Sebelum mengeluarkan ancaman dan pernyataan keras ini, Trump telah membekukan US$ 2,3 miliar atau sekitar Rp38,64 triliun dana hibah federal untuk Harvard.
Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada wartawan bahwa Trump ingin Harvard meminta maaf atas apa yang disebutnya "antisemitisme yang terjadi di kampus mereka terhadap mahasiswa Yahudi Amerika."
Ia menuduh Harvard dan sekolah-sekolah lain melanggar Judul VI Undang-Undang Hak Sipil, yang melarang diskriminasi oleh penerima dana federal berdasarkan ras atau asal negara.
Berdasarkan Judul VI, dana federal dapat dihentikan hanya setelah penyelidikan dan sidang yang panjang serta pemberitahuan 30 hari kepada Kongres, yang belum terjadi di Columbia atau Harvard.
Sebelumnya Trump telah menegur universitas-universitas di seluruh negeri atas penanganan mereka terhadap gerakan protes mahasiswa pro-Palestina. Teguran dimulai dengan Universitas Columbia.
Trump menyebut protes tersebut anti-Amerika dan antisemit, menuduh universitas-universitas menyebarkan Marxisme dan ideologi "kiri radikal". Ia berjanji untuk mengakhiri hibah dan kontrak federal kepada universitas-universitas yang tidak menyetujui tuntutan pemerintahannya.
Columbia, sebuah sekolah swasta di New York City, setuju untuk bernegosiasi atas tuntutan untuk memperketat aturan protesnya setelah pemerintahan Trump mengatakan bulan lalu telah menghentikan hibah dan kontrak senilai US$400 juta, sebagian besar untuk penelitian medis dan ilmiah lainnya.
(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Bekukan Dana Hibah Harvard Senilai 2,2 Miliar Dolar
Next Article Terungkap! Trump Bakal Bela Palestina soal Ini, Israel Hati-Hati