Pemerintah Sebut AI Sudah Jadi Keharusan, Ini PR Besarnya di RI

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan penggunaan Artificial Intelligence (AI) menjadi keharusan. Teknologi itu harus digunakan untuk semua sektor, tujuannya agar bisa lebih efisien.

"Memang kalau saya lihat ini peningkatan dari AI ini ke depannya itu sudah suatu keharusan. Memang harus dijalankan walaupun mungkin buat Indonesia we are still on the dalam tahap yang pertama," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani dalam Indonesia AI Day for Mining Industry, Kamis (24/5/2025).

Menurut Rosan, adanya AI bisa membuat industri menjadi lebih efisien, meningkatkan produktivitas, meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan, dan menimbulkan daya saing yang lebih tinggi. 

Di saat bersamaan, Rosan mengingatkan Indonesia punya PR untuk bisa mengembangkan AI. Ini terkait sumber daya manusia (SDM) untuk bisa mengenalnya dengan penggunaan teknologi AI.

"Tapi memang kembali lagi PR kita juga ada, yaitu bagaimana kita mendekatkan sumber daya manusia kita yang juga memahami secara baik dan mengenal penggunaan dari AI ini. Nah itu juga salah satu PR-nya agar AI ini bisa kita tingkatkan secara optimal," ujar Rosan.

Dalam acara yang sama, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria mengatakan salah satu yang perlu dilakukan adalah inovasi yang lebih kreatif. Indonesia juga harus mengembangkan infrastruktur AI ke depannya.

Nezar juga menjelaskan pihaknya menggunakan formula 3P untuk mengembangkan AI. Pertama adalah policy yakni menjembatani kesenjangan kebijakan dan memberikan kepastian hukum, namun tetap tidak membatasi potensi inovasi.

Dalam menyusun aturan, pemerintah menggunakan pendekatan horizontal dengan mengadopsi prinsip etis dan vertikal berfokus pada adopsi teknologi untuk masing-masing sektor.

Kedua adalah people untuk mengembangkan sumber daya manusia. Industri dilibatkan untuk bekerja sama meningkatkan digital talent yang ada di tanah air.

"Kita punya gap yang cukup lumayan besar dalam soal digital talent ini. Kita kekurangan kurang lebih 3 juta digital talent setiap tahunnya, karena pertumbuhan demand dengan supply itu nggak berjalan beriringan," jelasnya.

Terakhir adalah platform, yang berfokus pada penciptaan adopsi teknologi untuk kolaborasi antar pemangku kepentingan. Dengan begitu bisa menghadirkan ekosistem AI yang inklusif.

Indonesia tengah menyiapkan aturan dan roadmap untuk AI. "Nanti mungkin bentuknya jika bukan permen dia akan berbentuk peraturan presiden," dia menuturkan.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Regulasi Kian Ketat, Investasi Kripto Syariah RI Menjanjikan?

Next Article Kencang Investasi AI, Bos Indosat Pastikan AI Tak Gantikan Manusia

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |