NATO Kerahkan Jet Tempur, Respons Amukan Putin di Ukraina

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di perbatasan timur NATO kembali meningkat setelah Rusia meluncurkan serangan udara skala besar ke Ukraina pada Rabu (23/4/2025) malam waktu setempat. Militer Polandia, sebagai anggota NATO yang berbatasan langsung dengan Ukraina, mengonfirmasi bahwa mereka mengerahkan jet tempur dan meningkatkan kesiapan sistem pertahanan udara menyusul serangan tersebut.

"Komando Operasional Angkatan Bersenjata sedang memantau situasi saat ini, dan semua pasukan serta sumber daya di bawah kendalinya tetap dalam kesiapan penuh untuk merespons secara langsung," demikian pernyataan resmi militer Polandia pada Kamis (24/4/2025), dilansir Newsweek.

Serangan yang diklaim oleh Kementerian Pertahanan Ukraina sebagai "serangan massif" itu melibatkan rudal jelajah, rudal balistik, serta drone. Pemerintah Ukraina mengungkapkan bahwa setidaknya sembilan orang tewas dan lebih dari 70 lainnya terluka di ibu kota Kyiv, termasuk enam anak-anak.

Militer Polandia mengatakan bahwa pasukan mereka, bersama sekutu NATO lainnya, merespons aksi Rusia yang meluncurkan serangan udara jarak jauh terhadap "objek-objek yang terletak, antara lain, di Ukraina barat."

Langkah ini termasuk pengerahan pesawat tempur serta peningkatan kesiapan sistem radar dan pertahanan darat ke status siaga tertinggi.

Juru bicara militer Polandia sebelumnya menjelaskan kepada Newsweek bahwa prosedur ini merupakan standar ketika ada kemungkinan serangan udara Rusia ke wilayah Ukraina barat yang dapat berdampak ke wilayah perbatasan Polandia.

Meskipun sejauh ini belum ada rudal atau drone yang secara langsung memasuki wilayah udara NATO dan diperlakukan sebagai serangan terhadap aliansi, peristiwa seperti ini bukan yang pertama kali. Dalam beberapa pekan terakhir, Polandia telah beberapa kali mengerahkan pesawat tempur untuk merespons ancaman serupa dari udara akibat eskalasi Rusia di Ukraina.

Pemerintah Ukraina melaporkan bahwa Rusia menargetkan wilayah barat seperti Khmelnytskyi dan Zhytomyr, serta beberapa bagian Ukraina tengah dan timur.

"Kami mengandalkan respons yang kuat dari negara-negara lain. Kami sangat membutuhkan tambahan sistem pertahanan udara untuk melindungi rakyat kami dari teror Rusia," kata Kementerian Pertahanan Ukraina.

Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah sejumlah pejabat senior Ukraina menghadiri perundingan gencatan senjata di London bersama negara-negara dari "coalition of the willing" - sekelompok negara yang mencoba merumuskan jaminan keamanan bagi Kyiv.

Namun, momentum perundingan tersebut meredup setelah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio batal hadir dan digantikan oleh Keith Kellogg, utusan Presiden Donald Trump untuk urusan Rusia dan Ukraina.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Ajukan Proposal Final Perdamaian Ukraina-Rusia

Next Article Breaking: Rusia Menggila, 10 Kota Ukraina Dibombardir Rudal Jelajah

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |