Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Dicky Kartikoyono mengungkapkan, ada potensi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga secara bertahap. Hal tersebut berdasarkan potensi ekonomi Indonesia dan tren pelemahan rupiah.
Ia memaparkan, terkait potensi ekonomi, perlu melihat keseimbangan pasar antara demand dan supply. Sebab, hal itu akan berdampak pada tingkat suku bunga pinjaman yang lebih ramah.
Menurutnya, ketika inflasi rendah justru merupakan sebuah peluang. Hal ini yang perlu dijaga keseimbangannya antara penurunan suku bunga dengan pelemahan nilai tukar.
"Melihat momentum. Kalau melihat kondisi yang ada saat ini rasanya kita bisa punya planning untuk secara bertahap menurunkan suku bunga," ujarnya di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (1/7).
Dengan suku bunga yang rendah, lanjutnya, akan membantu akses pembiayaan perbankan masyarakat. "Misalnya SBN ketika pemerintah akan mengeluarkan tentu bunganya akan bisa lebih kompetitif. Di sini Bank Indonesia dalam proses pembiayaan ini sepanjang diberikan kemenangan oleh undang-undang, yaitu untuk masuk membeli SBN di secondary market, apapun programnya, ini tentu akan dilakukan," sebutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Ricky Perdana Gozali menekankan, BI selalu melihat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) dalam membuat kebijakan.
"Salah satunya adalah pembandingan kita dengan FFR. Bagaimana kita melihat menarik investasi," imbuhnya.
Ia menekankan, BI akan menjaga stabilitas sistem keuangan dan memproyeksikan dampak dari setiap kebijakan yang akan diputuskan.
"Bagaimana juga bisa menarik investor. Bagaimana dampaknya ke dalam negeri. Begitu juga dampaknya bagaimana perbankan itu bisa bergerak," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Kenapa AS Jadi Alasan Dolar Tembus Rp16.400? Ini Penjelasannya!