Namanya Viral Sampai Arab, Orang RI ini Hidup di Era Nabi Muhammad SAW

2 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Sewaktu Nabi Muhammad SAW hidup, yakni pada tahun 570-632 Masehi, terdapat orang yang berasal dari Indonesia memiliki popularitas hingga dikenal sampai Kerajaan Arab Saudi.

Orang itu berasal dari Pulau Sumatra, tepatnya di Sumatra Selatan dengan nama Ratu Shima yang lahir pada tahun 611 M. Ketika itu, Nabi Muhammad berusia 41 tahun dan baru diangkat menjadi rasul setahun.

Ratu Shima bisa memiliki popularitas karena terkenal sebagai pemimpin dari Kerajaan Kalingga di Jepara. Saat itu, Jepara juga ikut dikenal dengan sektor perdagangannya di Pelabuhan Jepara serta komoditas ekspor andalan Jepara saat itu adalah garam.

Mulanya, Ratu Shima anak anak dari agamawan Hindu yang pindah ke Jepara usai menikah dengan Kartikeyasinga dari Kerajaan Kalingga. Saat di Jawa, Ratu Shima tinggal di berbagai candi Hindu di kawasan Dieng.

Kemudian, Katikeyasinga menjadi Raja Kalingga pada tahun 648 Masehi. Ketika Katikeyasinga berkuasa, Nabi Muhammad sudah wafat dan Jazirah Arab memasuki periode kekhalifahan, tepatnya periode Khulafaur Rasyidin yang dipimpin sahabat Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib (656-661 M).

Dalam Sejarah Nasional Indonesia (2008) diceritakan, posisi Ratu Shima yang semula istri raja berubah menjadi penguasa tunggal Kalingga usai suaminya wafat pada 678 M. Dia menjadi Ratu Kalingga sebab tak ada penerus yang bisa berkuasa. Anak-anaknya masih sangat kecil.

Saat menjadi raja, sejarah mencatat Kerajaan Kalingga mencapai masa keemasan. Ratu bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara ini berhasil membawa Kalingga menjadi kerajaan terkenal, khususnya di sektor perdagangan.

Dalam Tradisi Pemikiran Islam di Jawa (2006) diceritakan, Ratu Shima berhasil mengubah pelabuhan Jepara sebagai sentra perdagangan dan pertemuan para pedagang dari berbagai wilayah. Bahkan, disebutkan juga Kalingga sudah menjalin perdagangan dengan Dinasti Tang dari China.

Mengacu pada naskah China kuno yang terhimpun di Nusantara dalam Catatan Tionghoa (2009), terungkap kalau para pedagang China sudah berdagang dan menyaksikan kejayaan Ratu Shima. Para pedagang bersaksi kalau Kerajaan Kalingga sangat kaya karena menjadikan garam yang mudah ditemukan sebagai komoditas ekspor.

Ada juga beberapa utusan Ratu Shima yang pergi ke China menjalin relasi dengan kaisar. Lalu, para penduduknya pun sudah sangat maju karena mengenal aksara dan ilmu astronomi. Di Kalingga juga terdapat pusat agama Budha Hinayana, sehingga banyak penganut Budha belajar agama bertahun-tahun di sana.

Nama besar Ratu Shima pun viral sampai ke luar negeri. Bahkan hingga jazirah Arab yang semasa Kalingga eksis sudah memasuki era kekhalifahan. Popularitas tersebut terkait ketegasan Sang Ratu yang melarang warganya mencuri.

Pernah ada cerita Raja Arab, Ta-Shih, penasaran datang ke Kalingga membawa karung emas. Karung emas akan ditaruh di jalanan supaya orang tergoda mengambilnya. Namun, beberapa bulan kemudian, tak ada orang yang mengambil. Bukti warganya sangat takut atas hukuman Ratu Shima.

Sampai akhirnya, posisi karung emas tersebut bergeser sedikit karena anak Ratu Shima paling disayang, Pangeran Narayana, tak sengaja menyentuhnya. Pada titik ini, Ratu Shima langsung mengeluarkan aturan tegas, yakni hukuman mati.

Singkat cerita, putusan hukuman mati berubah jadi pemotongan kaki. Sebab, kakinya dianggap bersalah karena menggeser karung emas. Alhasil, kaki Narayana pun dipotong sebagai hukuman.

Hidup Ratu Shima sendiri berakhir pada 695 Masehi. Sementara Kerajaan Kalingga runtuh pada tahun 752 M. Ketika situasi ini terjadi, Islam di Jazirah Arab sudah berkembang pesat. Sejarah mencatat di Arab sudah memasuki era Bani Umayyah yang eksis dari tahun 661-750 Masehi.

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |