Lebaran di RI Tahun Ini Berubah Total, Cek Data Terbaru

1 day ago 7
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Momentum hari raya keagamaan seperti Ramadan dan Hari Raya Idulfitri atau Lebaran menjadi salah satu pendongkrak perputaran ekonomi Indonesia. Pada tahun ini, Ramadan dan Lebaran jatuh pada bulan Maret dan April 2025.

Ramadan dan Lebaran yang jatuh pada kuartal I tahun ini semestinya menjadi motor utama pertumbuhan. Namun sayangnya, momentum Ramadan dan Lebaran kali ini diwarnai dengan 'awan gelap'.

Banyak data dan survei ekonomi masyarakat yang menunjukkan kemeriahan Ramadan dan Lebaran tahun ini bakal meredup, dibandingkan tahun sebelumnya. Konsumsi masyarakat diyakini tidak sederas tahun-tahun sebelumnya. Salah satu pendorongnya adalah badai PHK yang melanda di awal tahun.

Untuk memahami lebih lanjut prospek 'gelap' ekonomi RI di masa Lebaran, berikut ini data dan survei yang menopang kondisi ini:

Perputaran Uang

Perputaran uang selama Idul Fitri 2025 diprediksi turun. Ramalan ini merujuk pada jumlah pemudik yang mengalami penurunan.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survey yang dilakukan badan kebijakan transportasi, pusat statistik, Kementerian Perhubungan dan akademisi, jumlah pemudik diperkirakan hanya 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia. Angka itu turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

"Jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idul Fitri 2024 mencapai Rp 157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Iduel Fitri 2025 diprediksi mencapai Rp 137.975 triliun," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang, dalam pernyataan persnya.

"Prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi per keluarga empat orang," ujarnya.

"Jika rata rata keluarga membawa uang sebesar Rp 3.75 juta naik 10% dari tahun lalu maka potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp 137.975 triliun."

Jumlah ini, lanjutnya, sebenarnya masih berpotensi naik meski sedikit, masih turun dibanding 2024. Hal ini jika angka rata rata per keluarga diambil angka yang minimal dan moderat.

Jika per keluarga membawa rata rata Rp 4 juta, jelas Sarman, maka potensi perputaran bisa mencapai Rp 145.040 triliun. Sehingga potensi perputaran dikisaran Rp 137-145 triliun.

Lebih lanjur dikatakan Sarman, penurunan pemudik ini terjadi karena beberapa hal. Pertama jarak libur Nataru (Natal dan Tahun Baru) serta Idul Fitri yang sangat berdekatan.

"Sehingga yang sempat berlibur selama Nataru tidak lagi merencanakan liburan atau pulang kampung saat libur Idul Fitri," ujar sosok yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia).

Kedua, tambah dia, dengan kondisi ekonomi saat ini masyarakat cenderung menghemat (saving). Mengingat dalam beberapa bulan kedepan akan memasuki tahun ajaran baru yang memerlukan biaya masuk sekolah.

"Ketiga, maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)," kata Sarman.

Keempat, lanjutnya, penurunan daya beli masyarakat serta faktor cuaca juga mempengaruhi niat masyarakat untuk pulang kampung. Bank Indonesia telah mempersiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada periode Ramadan dan Idulfitri 2025 namun diprediksi uang layak edar tersebut tidak akan terserap sepenuhnya.

Jumlah Pemudik Turun

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi jumlah pemudik pada lebaran atau Idulfitri 1446 hijriah atau 2025 akan menurun dibandingkan tahun 2024 lalu. Penurunan tersebut mencapai sekitar 24% dibandingkan tahun lalu yang mana mencapai 193,6 juta pemudik.

Berdasarkan survei dari Balitbang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenai potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran tahun 2025, diperkirakan akan ada sekitar 146,48 juta orang melakukan mudik. Angka ini setara dengan 52% dari jumlah total penduduk di Indonesia.

Mengutip data survei Kemenhub, provinsi dengan tujuan perjalanan yang paling ramai adalah Jawa Tengah. Jumlah pemudik ke Jawa Tengah diperkirakan mencapai 36,6 juta orang. Provinsi kedua dengan paling banyak pemudik adalah Jawa Timur (27,4 juta orang), disusul Jawa Barat (22,1 juta orang). Warga RI juga akan pulang ke Yogyakarta 9,4 juta orang dan Sumatra Utara sekitar 6,2 juta orang.

PHK di Mana-mana

Adapun, jumlah pekerja Indonesia yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) makin meningkat. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengungkapkan sebanyak 3.325 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) per Januari 2025.

Total jumlah tenaga kerja yang terkena PHK telah mencapai 81.290 tenaga kerja per Januari 2025. Angka ini meningkat 4,26% dari Desember 2025 sebesar 77.965.

Semakin banyaknya jumlah tenaga kerja yang terkena PHK, maka kemampuan atau daya beli masyarakat pun akan menurun. Hal ini dapat berujung pada kesengsaraan masyarakat dalam menjalani hidup.

Tabungan Masyarakat Terkuras

Bukan hanya daya beli masyarakat yang melemah, namun soal tingkat tabungan kelompok bawah terus dalam tren yang melemah dan merupakan yang terendah saat ini yakni pada level 79,4 (Februari 2025). Angka ini lebih rendah dibandingkan Februari 2024 yakni pada level 82,4. Sejalan dengan kelompok bawah, tingkat tabungan kelompok menengah juga melandai dan merupakan yang terendah sejak Maret 2024.

Dengan semakin terdepresiasinya indeks tabungan kelompok bawah, artinya semakin banyak masyarakat yang melakukan makan tabungan ('mantab') untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Impor Konsumsi Turun

Pada Februari 2025, jelang Ramadan dan Lebaran, impor barang konsumsi tercatat turun 10,61% secara bulanan (mtm) dan secara volume penurunannya mencapai 27,63% (mtm). Adapun, secara tahunan, penurunan nilai impor barang konsumsi lebih besar lagi, yakni mencapai 21,05%

"Pertama adalah buah-buahan HS 08, secara bulanan nilainya turun US$ 60,9 juta. Kemudian daging hewan HS 02 yang secara bulanan turun US$ 44,8 miliar dan juga HS 10 atau serelia terutama beras di dalamnya, bulanan turun US$ 37,8 miliar," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, dalam rilis statistik BPS, Senin (17/3/2025).

Untuk diketahui, impor barang konsumsi adalah barang yang dibeli dari luar negeri untuk digunakan langsung oleh masyarakat tanpa melalui proses produksi lebih lanjut. Barang-barang ini biasanya memiliki sifat siap pakai dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Belanja Lesu

Sepinya pusat-pusat perbelanjaan menjelang Lebaran atau Idul Fitri 2025 menjadi fenomena baru di tanah air. Padahal, Lebaran biasanya menjadi momentum masyarakat berbelanja dan berpergian.

Ekonom Bank Mandiri Agus Santoso mengatakan, kondisi itu berpotensi membuat perputaran uang selama periode Lebaran 2025 akan cenderung lebih lambat dibanding tahun lalu. Penyebabnya, masyarakat tak memiliki daya beli untuk berbelanja.

"Memang ada indikasi konsumsi masyarakat di Lebaran tahun ini cenderung defensif," kata Agus dalam program Power Lunch CNBC Indonesia.

Realita di lapangan, yang menunjukkan pusat perbelanjaan saat Ramadan dan menjelang Lebaran 2025 tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, terkonfirmasi juga dari data Mandiri Spending Index mingguan hingga Maret 2025.

Mentok Tumbuh 5% Tahun Ini

Menurut Agus, data Mandiri Spending Index per Maret ini hanya tumbuh 1,4% secara mingguan atau week to week. Merosot tajam bila dibandingkan dengan pertumbuhan data indeks pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7% secara mingguan.

"Ini menjadi indikasi bahwa memang konsumsi masyarakat di periode saat ini cenderung defensif," tegasnya.

Agus menganggap, ada sejumlah faktor yang menyebabkan fenomena tersebut muncul pada momen jelang Lebaran 2025, di antaranya adanya indikasi penurunan jumlah orang yang mudik, serta mobilitas masyarakat yang juga ada tendensi penurunan.

"Sehingga dalam hal ini menyebabkan perputaran uang juga melambat di Lebaran tahun ini," tutur Agus.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Mensesneg Temui Mahasiswa Aksi 'Indonesia Gelap' di Patung Kuda

Next Article Demo di Patung Kuda! Potret Mahasiswa Bakar Ban-Panjat Barier Beton

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |