Dokter Ungkap 4 Mitos atau Fakta Serangan Jantung

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Jantung merupakan salah satu organ tubuh paling berperan dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Jika terjadi masalah pada organ jantung, maka akan berdampak pada kondisi kesehatan tubuh.

Ada beragam mitos dan fakta seputar jantung yang seringkali dikaitkan keseharian masyarakat. Apa saja mitos dan fakta penyakit jantung yang sering ditemui? Simak selengkapnya pada artikel berikut.

1. Benarkah olahraga malam hari picu serangan jantung?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi intervensi dr. Nanda Iryuza Sp.JP (K)

"Sebenarnya tergantung ada yang olahraganya pada pagi hari dan ada juga yang malam hari. Itu sebenarnya tergantung kebiasaan yang penting tahu kapan batasnya dan tidak berlebihan," kata dr. Nanda dalam akun Youtube resmi Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Sementara itu, dr. Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K) mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar. Hanya saja bagi mereka yang berusia 40 tahun ke atas untuk menghindari olahraga kompetitif.

"Terserah pada intinya yang penting hindari olahraga kompetitif. Apalagi usia 40 tahun ke atas kadang unsur mau menang itu yang mencetuskan keluhan bahkan serangan jantung," kata dr. Siska.

2. Lalu, benarkah pria lebih rentan terkena serangan jantung dibanding wanita?
Menurut dr. Siska, anggapan tersebut kurang tepat. Sebab baik wanita dan pria sama-sama berisiko terkena serangan jantung.

"Bedanya pria umumnya rentan terkena usia lebih muda. Wanita terkena di usia yang sedikit lebih tua dan karena lebih tua jadi komplikasinya lebih banyak dan angka kematiannya lebih tinggi," paparnya.

3. Kemudian benarkah pasang ring jantung adalah jalan satu-satunya untuk mengatasi serangan jantung?

Terkait hal ini, dr. Siska mengatakan bahwa serangan jantung terjadi karena adanya sumbatan pada satu pembuluh darah atau lebih. Ada dua cara untuk membuka sumbatan yakni memasang ring jantung dan kedua dengan obat-obatan pengencer darah yang kuat.

"Jadi kalau misal ada nyeri dada hebat seperti gejala serangan jantung, periksalah ke dokter secepatnya agar kami bisa menindaklanjuti apakah sebaiknya proses pemasangan ring, atau terapi fibrinolitik atau obat-obatan saja," ungkap dr. Siska.

Sementara itu dr. Nanda mengatakan bahwa pemasangan ring jantung lebih utama dibandingkan fibrinolisis tetapi terganting pada availability pada fasilitas ring jantung tersebut.

"Apabila tidak ada mungkin kita akan melakukan pengenceran darah dahulu sebelum melakukan pemasangan ring jantung," paparnya.

4. Tidak boleh mengemudi setelah pasang ring jantung
Terkait hal ini, dr. Siska mengatakan bahwa usia melakukan pemasangan ring, maka diperlukan waktu untuk pemulihan dan tidak boleh melakukan kegiatan seperti mengemudi. Biasanya waktu pemulihan yang dibutuhkan setelah pemasangan ring tidak terlalu lama.

"Kalau setelah pasang ring jantung karena kondisi habis serangan jantung ya mungkin tepat untuk pemulihan. Tapi jika pasang ring atas indikasi penyempitan pembuluh darah yang belum terkena serangan jantung itu tergantung lagi pada jalan alat itu masuk dari lengan atau paha. Kalau dari tangan disarankan untuk lakukan manuver berlebihan," paparnya

Pada dasarnya, pantangan setelah pasang ring jantung sebenarnya tidak semuanya bersifat permanen, melainkan hanya perlu dihindari dalam beberapa bulan saja selama masa pemulihan. Hal ini penting untuk diketahui agar proses pemulihan berjalan dengan baik.


(miq/miq)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Potensi & Daya Saing Industri Kesehatan RI di Pasar Global

Next Article 7 Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan, Ada Serangan Jantung

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |