Bisnis China Kini Megap-Megap, Karyawan Cemas di Tetangga RI

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis China yang berada di negara tetangga RI, Vietnam, kini mulai megap-megap. Setidaknya ini terlihat dari apa yang dilalui Huochacha New Energy Group.

Perusahan China itu berekspansi ke Vietnam sejak perang dagang pertama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pabriknya menjadi distributor forklift BYD China, termasuk perusahaan elektronik China TCL.

Perusahaan itu sebenarnya sedang berjuang untuk mencapai pertumbuhan cepat. Namun proyek pabrik tersebut kini terhenti.

Ini terjadi di tengah ancaman perang dagang di periode ke-2 Trump ke Vietnam. Negara yang beberapa tahun belakangan ini menjadi primadona manufaktur ASEAN itu tengah melihat apakah tarif 46% yang diumumkan Trump bulan ini benar-benar akan terjadi atau malah dikurangi bahkan dibatalkan.

"Beberapa pabrik yang kami terima pesanannya hampir siap beroperasi, tetapi sejak berita tarif, kami mendapat pemberitahuan bahwa proyek dan pembelian forklift kami ditunda," kata manajernya Zhang Chundong, dikutip AFP, Kamis (24/4/2025).

"Kami seharusnya berada dalam tahap pertumbuhan yang cepat... (tetapi) karena tarif, kami tidak," tegasnya.

Sebenarnya Huochacha New Energy Group bukan yang pertama. Banyak bisnis China di

Vietnam, terutama yang mengekspor langsung ke Amerika Serikat (AS), juga mengalami hal sama.

Di provinsi industri utara Vietnam, Bac Ninh, mislnya. Bisnis China, yang sebagian besar terkait dengan rantai pasokan ekspor mengatakan investor ragu-ragu dan kecemasan menyebar luas.

Zhang, manager 39 tahun, mengatakan ia yakin dengan negosiasi tersebut. Tetapi menjelaskan bahwa tiga atau empat proyek perusahaan ditunda.

"Saya telah berbicara dengan beberapa klien... dan jawabannya saat ini semuanya sama, kami harus terus menunggu," tegasnya.

Seorang pengusaha di Bac Ninh mengatakan lonjakan investasi menciptakan lowongan pekerjaan. Tetapi situasi bagi staf Vietnam di perusahaan-perusahaan China sekarang tidak menentu.

Hung, yang memperoleh sekitar US$270 per bulan dengan bekerja di sebuah perusahaan China yang memproduksi suku cadang eksterior untuk monitor desktop, mengatakan jam kerjanya telah dipotong. Dirinya bahkan cemas.

"Kami tidak lagi bekerja lembur," kata pria berusia 30 tahun itu, yang menolak menyebutkan nama lengkapnya.

"Saya tidak tahu bagaimana kehidupan sekarang, karena sangat sulit untuk hidup di sini dengan apa yang saya peroleh," tambahnya.

Trump diyakini mengumumkan tarif besar terhadap Vietnam pada awal April, karena meyakini ekspor China juga datang dari Vietnam ke AS. Vietnam menjadi tempat China menghindari tarif.

Meskipun dalam laporan tahun 2024, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan tidak ada "bukti jelas" tentang peran Vietnam dalam memfasilitasi ekspor China ke AS, tapi beberapa hal melihat ini terjadi.

Di sisi lain, Kementerian perdagangan Vietnam telah memerintahkan pihak berwenang untuk memperketat kontrol atas asal barang guna menghindari sanksi oleh mitra dagang setelah ancaman tarif AS, menurut sebuah dokumen yang dirilis Selasa.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jalan Terjal Indonesia Negosiasi Tarif Trump

Next Article Video: Taksi Online Vietnam Mengaspal di RI, Ini Istimewanya!

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |