Pelindo Petikemas Catat Arus Kontainer Tumbuh 6,57% di Kuartal I-2025

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pelindo Terminal Petikemas berhasil mencetak pertumbuhan arus peti kemas sebesar 6,57% pada periode kuartal I-2025. Perusahaan ini mencatat arus peti kemas sepanjang kuartal I-2025 mencapai sebesar 3,15 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs), sedangkan arus peti kemas periode yang sama tahun 2024 sebanyak 2,96 juta TEUs.

Corporate Secretary Pelindo Petikemas Widyaswendra mengatakan, arus peti kemas tahun 2025 terdiri dari peti kemas internasional sebanyak 1,02 juta TEUs dan peti kemas domestik sebanyak 2,13 juta TEUs.

"Dari jumlah tersebut, arus peti kemas internasional tumbuh sekitar 14,83% sementara peti kemas domestik tumbuh 3,02% jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2024 lalu," kata Widyaswendra dalam keterangan tertulis, Kamis (24/4/2025).

Dia menambahkan, pertumbuhan arus peti kemas internasional dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Di antaranya adalah peningkatan kunjungan kapal internasional pada Terminal Petikemas (TPS) Surabaya yang semula direncanakan sebanyak 239 kunjungan, namun berhasil terealisasi sebanyak 249 kunjungan kapal.

Selain itu, pertumbuhan arus peti kemas internasional juga didorong oleh peningkatan arus peti kemas di TPK Semarang, di mana terdapat tambahan 7 kunjungan kapal pada periode Januari hingga Maret 2025.

Tidak hanya itu, TPK Semarang juga mencatat adanya peningkatan peti kemas tujuan ekspor. Di antaranya tujuan Amerika Serikat sebesar 28%, Korea sebesar 21%, dan Jepang sebesar 15%.

"Kami mencatat secara keseluruhan peti kemas ekspor tumbuh 15,93% dan peti kemas impor juga tumbuh sebesar 12,3%," lanjutnya.

Peningkatan arus peti kemas domestik juga dipicu oleh permintaan barang kebutuhan pokok yang meningkat pada bulan puasa dan Idulfitri 2025.

Sejalan dengan Pertumbuhan Industri dan Jasa Logistik

Lebih jauh, pertumbuhan throughput di terminal pada kuartal I-2025 sejalan dengan pertumbuhan industri dan jasa logistik di hulunya. Sebagai contoh, bisnis logistik dan forwarding di Jawa Tengah dan sekitarnya mengalami pertumbuhan signifikan, yakni sebesar 20% selama kuartal pertama lalu. Pertumbuhan ini dinilai sebagai dampak langsung dari peningkatan pesat sektor industri di wilayah tersebut.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Teguh Arif Handoko mengungkapkan, lonjakan aktivitas industri menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ini.

"Ini karena pertumbuhan industri yang sedang bagus," imbuh dia.

Peningkatan aktivitas logistik bahkan memunculkan sejumlah tantangan baru di lapangan. Dalam hal ini, para pelaku usaha kerap menghadapi kesulitan dalam mendapatkan armada truk untuk pengangkutan barang. Selain itu, antrean panjang di depo kontainer juga menjadi pemandangan umum, khususnya pada hari-hari sibuk.

"Apalagi pada Jumat, Sabtu, dan Senin, antrean bisa sangat panjang," kata Teguh.

Dia pun berharap agar depo-depo logistik dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dengan beroperasi selama 24 jam sehari, serta tujuh hari seminggu (24/7).

Hal senada diakui oleh salah satu perusahaan logistik terkemuka nasional. Gateway Container Line, sebuah perusahaan logistik yang fokus pada layanan konsolidasi kargo atau Less than Container Load (LCL) sukses mencatatkan kinerja yang mengesankan pada awal 2025.

"Kami mengalami pertumbuhan yang sangat baik pada kuartal pertama tahun ini, yang berdampak signifikan terhadap peningkatan revenue perusahaan," ucap Branch Manager Gateway Container Line untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Arifin.

Arifin menerangkan, volume ekspor kargo LCL mengalami lonjakan hingga 83%, sedangkan untuk impor tercatat kenaikan sebesar 42,15%. Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan positif sektor industri di wilayah Jawa Tengah.

"Industri di Jawa Tengah memang sedang berkembang pesat, dan ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan jasa logistik, khususnya untuk pengiriman kargo dalam skala kecil hingga menengah," ungkap dia.

Lantas, kinerja positif ini juga berdampak langsung pada kondisi finansial perusahaan. Gateway Container Line mampu mencatatkan pertumbuhan revenue sebesar 31% secara tahunan atau year on year (yoy). Arifin menambahkan, pertumbuhan throughput di pelabuhan sangat sejalan dengan peningkatan aktivitas logistik di hulu.

"Jika throughput pelabuhan meningkat, itu menjadi indikator bahwa arus barang di hulu juga sedang tumbuh, dan ini kami rasakan langsung dalam operasional kami sehari-hari," kata Arifin.

Hal serupa terjadi di Jawa Timur. Industri logistik provinsi tersebut menunjukkan tren pertumbuhan yang menggembirakan pada kuartal I-2025.

Menurut Ketua ALFI Jawa Timur, Sebastian Wibisono, aktivitas di sejumlah terminal peti kemas, termasuk Pelabuhan Tanjung Perak, meningkat signifikan seiring dengan pertumbuhan sektor logistik dan forwarding di wilayah tersebut.

"Pertumbuhan ini terjadi baik di segmen logistik ekspor-impor maupun domestik. Kami melihat lonjakan yang cukup merata," ungkap Wibisono, yang akrab disapa Wibi.

Meski belum ada angka resmi yang dirilis, Wibi memperkirakan pertumbuhan industri logistik di Jawa Timur mencapai dua digit atau sekitar 15% hingga 20%.

Wibi mengakui Pelabuhan Tanjung Perak sebagai hub utama pengiriman barang dari dan ke kawasan timur Indonesia telah mencatat peningkatan arus peti kemas yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan aktivitas ekspor-impor yang membaik, tetapi juga pertumbuhan logistik domestik antar-pulau yang semakin efisien," pungkas dia.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemendag Sebut Tarif Trump Ganggu Ekspor - Impor RI

Next Article Pelindo Pastikan Layanan Bongkar Muat Tetap Jalan Saat Libur Panjang

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |